Langsung ke konten utama

Nabi Musa as dan Bani Israil

Nabi Musa as merupakan salah seorang Rasul ulul azmi. Kisahnya paling lengkap disebutkan dalam Al Quran sehingga namanya terulang sebanyak 136 kali dalam banyak surat. Nasabnya adalah Musa bin Imran bin Qahits bin 'Azir bin Lewi bin Ya'qub bin Ibrahim. Beliau adalah seorang nabi Bani Israil yang pertama, demikian disabdakan Rasulullah saw dalam sebuah hadits.

Perjalanan hidup Musa termasuk yang paling menarik dibanding nabi lainnya. Fase hidupnya begitu berlapis. Tokoh yang dutemuinya begitu banyak. Ada Firaun yang menjadi ayah tiri sekaligus musuhnya kelak di saat dewasa, ada bunda Aisah yang beriman hingga menjemput ajal karena keteguhan imannya keoada Musa, ada Qarun yang ditelan bumi bersama seluruh hartanya, ada Haman yang menjual agamanya, ada nabi Khidir yang mengajarkan ilmu khusus padanya, ada Samiri yang memuryadkan umatnya dan banyak lagi peristiwa peristiwa unik dalam hidupnya.

Pengalamannya dengan bani Israil saat mendidik dan mengajar mereka juga tak kalah hebohnya. Kedegilan, kebodohan, kejahatan dan ketamakan mereka akan dunia menjadikan Musa terkenal sebagai seorang Nabi dan rasul yang paling bersabar terhadap umatnya. Upaya Musa untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan Firaun tidak mendapatkan penghargaan yang sesuai. Kesabaran itulah yang membuat beliau masuk dalam satu barisan nabi atau rasul ulul azmi.
Mukjizat teristimewa yang diberikan Allah padanya adalah tongkat yang dapat berubah menjadi ular. Saat dikejar Firaun dan pasukannya, tongkat tersebut dapat membelah lautan hingga Musa dan Bani Israil selamat. Dalam perjalanan dari Mesir ke Palestina tongkat tersebut dipukulkan pada batu dan muncullah 12 mata air.

Musa meninggalkan ibukota, Luxor (Thebes), menuju Madyan dengan melintasi Gunung Sinai. Setelah menikahi putri Nabi Syuaib as beliau kembali menuju Mesir yang diperintah Firaun dari tahun 1230 hingga 1215 SM.Di Gunung Tur Allah SWT menurunkan wahyu kepadanya.

Penyebrangan Nabi Musa as terjadi di sebelah utara Teluk As Suways (Uyun Musa) atau di Buhairah al Marrah. Di tempat inilah Firaun direnggelamkan.
Penyebrangan Nabi Musa melintasi Sungai Yirdania. Persisnya terjadi di kota Ariha (Jericho).

Bersama Harun adiknya, Musa berdakwah hingga akhir hayatnya. Musa wafat di usia 134 tahun. Kuburnya di dekat Baitul Maqdis (Bukhari: 1339).
Ada juga yang mengatakan Musa dimakamkan di Gunung Nibu (Al Ramal al Ahmar) yang terletak di Mu'ab, sebelah timur Laut Mati (Buhairah Lut).

Saat itu Firaun membagi penduduk Mesir menjadi dua : yang berkuasa dan yang tertindas. Bangsa Israel diperlakukan sebagai budak dan dihinakan. Padahal mereka adalah orang orang terbaik zaman itu. Laki laki mereka dibunuh. Alasannya : karena saat Ibrahim ke Mesir, Sarah istrinya diperlakukan tidak senonoh oleh Firaun. Kemudian Allah berjanji, dari keturunan Ibrahim akan lahir putra yang menghancurkan kerajaan. Cerita ini sampai ke telinga Firaun.

Saat laki laki Israil banyak dibunuhi, orang Koptik mengeluh pada Firaun karena mereka harus bekerja keras karena tak bisa memeras tenaga orang Israel. Karena itu pembunuhan bayi laki laki Israel diselang seling setiap tahun. Harun lahir saat tidak ada jadwal pembunuhan. Sedang Musa dilahirkan saat jadwal pembunuhan. Tapi Jochebed (Zubaida) ibu Musa mendapat ilham membuat sarang bayi yang diambangkan di Sungai Nil dan diikat ke rumah mereka. Suatu saat karena lupa sarang bayi itu terlepas dan mengapung mengikuti arus sungai. Budak Firaun memungut bayi itu dan menyerahkan pada Asiyah istri Firaun. Karena tak ada yang bisa menyusui Musa, budak Aisyah mencari orang di pasar. Kakak perempuan Musa langsung berkata bahwa ada orang yang bisa mengurus bayi itu. Bayi itu pun kemudian diurus oleh ibunya sendiri.

Suatu ketika yang telah dewasa Musa menolong sesama bangsa Israel yang sedang berkelahi dengan orang Koptik. Ia memukul orang itu hingga mati. Berita ini sampai pada Firaun dan polisi pun mengejarnya. Musa pun meninggalkan Mesir tak tahu hendak ke mana.
Ia pun tiba di Madyan bertemu dan menolong dua putri Nabi Syuaib as yang sedang mengambil air untuk ternaknya. Syuaib mengundan Musa ke rumahnya, menawari salah satu anak gadisnya untuk dinikahi dengan syarat delapan tahun kerja untuknya.

Nyatanya Musa bekerja sepuluh tahun untuk Syuaib. Setelah itu ia membawa keluarganya ke Mesir dengan cara berjalan hanya di malam gelap dan dingin. Suatu saat ia melihat secercah cahaya yang tidak dilihat keluarganya. Saat ia mendekat, cahaya itu sangat terang. Allah menyuruhnya membuka sepatu untuk menghormati tempat suci di lembah Tuwa itu.

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS 20:11).
Itu adalah wahyu pertama yang diterimanya.

Di lembah Tuwa itu juga Allah memberi dua mukjizat kepada Musa: tongkatnya yang bisa berubah menjadi ular dan tangannya yang bisa mengeluarkan cahaya. Keduanya diberikanNya untuk menyiapkan Musa menjalankan misinya. Dua mukjizat itu adalah bagian dari sembilan mukjizat yang dimiliki Musa (QS 17:101).

Saat Musa diperintahkan menghadap Firaun ia merasa bersalah karena telah membunuh orang dan menawar agar Harun saja yang dutugasi karena dia fasih berbicara. Allah menguatkannya. Musapun berdoa agar dimudahkan urusannya dan dilancarkan lidahnya agar orang mau mendengar kata katanya.
Musa dan Harun mengahadap Firaun dan mengajaknya jalan Allah dan menyembahnya. Firaun menolaknya dan mengingatkan bahwa Musa adalah orang Israel, bangsa budak. Firaun pun menganggap dirinya sebagai Tuhan.

Karena menganggap Musa dan Harun sebagai tukang sihir Firaun mengumpulkan tukang sihir. Mereka melempar tali dan tongkat yang kemudian berubah menjadi ular ular. Musa diperintah Allah melempar tongkatnya yang segera menjadi ular besar yang memangsa ular ular rekaan tukang sihir. Menyadari kebenaran Musa para tukang sihir itu bersujud dan menyatakan beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun. Firaun menghukum para tukang sihir dan menyalibnya.

Kemudian Mesir dilanda bermacam macam bencana : kekeringan, banjir, serbuan belalang, serangan wereng, serangan katak, dan darah yang mencampuri sungai Nil. Ajaibnya hal itu hanya melanda orang Koptik tapi tidak dialami orang Israil. Saat itu terjadi mereka minta tolong pada Musa tapi saat bencana hilang mereka kembali ingkar. Hanya ada beberapa orang Koptik yang beriman : istri Musa, orang yang menyatakan keimanan pada Musa saat bertanding sihir dan satu orang lagi yang memberi peringatan akan adanya serangan Firaun.

Selanjutnya Al Quran mengisahkan keberangkatan Musa dan Bani Israil meninggalkan Mesir yang telah mereka tempati ratusan tahun itu dalam surah Ash-Shu`arā' (Penyair) sbb :
- Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: "Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli".
- Kemudian Fir'aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota.
- (Fir'aun berkata): "Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil,
- dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita,
- dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga".
- Maka Kami keluarkan Fir'aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air,
- dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia,
- demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil.
- Maka Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit.
- Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul".
- Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku".
- Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.
- Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain.
- Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya.
- Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.
- Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman.
- Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
(QS 27:42-68)

Saat mengetahui bangsa Israil hendak meninggalkan Mesir, Firaun sangat marah dan mengerahkan 1,5 juta tentaranya. Sementara kekuatan tempur bangsa Israel hanya 500 ribu orang di luar para pengungsi biasa.

Beberapa mummi Firaun termasuk Firaun era Nabi Musa yang tenggelam di Laut Merah bisa dilihat di Museum Nasional Kairo. Saya sempat berkunjung ke museum tersebut sekitar tahun 2005. Selain mummi peninggalan yang menarik adalah peralatan medis operasi bedah terbuat dari emas.

Nabi Musa as dan Bani Israel
Akhirnya di bawah kepemimpinan Nabi Musa as bangsa Israil berhasil menyebrangi Laut Merah dan bebas dari perbudakan oleh bangsa Koptik (Firaun) selama 487 tahun. Mereka pun berangkat menuju Baitul Makdis (Yerusalem).

Diaspora.
Saat tiba di sana mereka menjumpai bangsa Kanaan dan Hitti yang merupakan musuh mereka. Musa memerintahkan untuk memerangi dan mengusir mereka karena tanah itu adalah tanah yang dijanjikan untuk mereka.
Tetapi orang Israel menolak perintah itu. Jiwa mereka telah hancur oleh serangan tentara Firaun . Sebagai hukuman atas pembangkangan itu mereka menjadi pengembara dalam pembuangan selama 45 tahun dalam keadaan kebingungan. Meski demikian Allah masih memberi mereka makanan yang dinamakan manna dan salwa. Allah juga memerintahkan Musa mengetuk tongkat pada batu dan kemudian memancar 12 mata air. Satu untuk masing masins suku. Meski demikian orang Israel tak pernah bersyukur dan selalu mengeluh kepada Musa.

Taurat.
Musa bermunajat kepada Allah memohon petunjuk. Tugas memimpin Israel diserahkan pada Harun adiknya. Selama 40 hari Musa berpuasa di siang hari. Allah memberikan petunjuk dalam Taurat. Saat itu Musa memohon melihat wajah Nya. Tapi Allah menyuruhnya melihat sebuah bukit dan Dia akan menunjukkan wajahNya pada bukit itu. Maka seketika itu bukit itu pun hancur menjadi debu. Musa pun mengurungkan niatnya. Ia pun berkata "Maha suci Engkau. Aku bertobat pada Mu dan aku adalah orang yang bertama beriman."

Samiri.
Saat Musa pergi ke Gunung Tur, seorang Israel bernama Samiri datang dan dengan semua perhiasan yang dibawa dari Mesir kemudian membentuknya menjadi patung anak sapi emas. Ia mengusap patung itu dengan debu dari telapak kaki kuda malaikat Jibril sehingga patung seperti hidup. Jika datang angin patung itu mengeluarkan suara lennguhan anak sapi. Patung itu juga bisa menyanyi dan menari.
Saat Musa kembali dan melihat mereka menyembah patung anak sapi ia pun kecewa dan gusar dan melemparkan tablet Taurat yang diperolehnya. Ia menegur Harun. Ia pun memarahi dan mengusir serta mengucilkan Samiri. Ia lantas membakar patung sapi emas itu dan membuangnya ke laut. Sekitar 75 pengikut Nusa dibunuh atau bunuh diri karena mereka tidak memberi peringatan kepada orang banyak.

Sapi.
Ada seorang yang sangat kaya hidup bersama beberapa kemenakannya yang mengharapkan kematian pamannya itu agar bisa mewarisi kekayaanya. Suatu ketika seseorang membunuhnya . Seorang kemenakannya mengadu kepada Musa. Musa menyuruh mereka menyembelih seekor sapi dan dagingnya dipukulkan pada yang mati. Ia pun bangkit. Musa bertanya "siapa yang membunuhmu". Orang itu menjawab "kemenakanku". Lalu ia pun kembali mati.

Qarun.
Qarun adalah sepupu Musa dipanggil Munawwar - orang yang tercerahkan - karena ia membaca Taurat dengan suara yang indah. Tetapi ia meninggalkan Musa karena sombong dengan kekayaan yang dimilikinya. Kekayaannya sebegitu banyaknya sehingga kunci kunci hartanya hanya bisa diangkat oleh sekelompok orang yang perkasa dan diangkut oleh enam puluh keledai.
Suatu saat ia membayar seorang pelacur untuk bercerita pada khalayak bahwa Musa telah melakukan ini itu dengannya. Musa terkejut mendengar berita itu dan melaksanakan shalat dua rakaat lalu datang pada pelacur itu untuk bersumpah. Dia bersumpah bahwa ia disuruh Qarun. Musa pun berdoa kepada Allah agar Qarun mendapat hukuman. Bumi pun terbelah menelan Qarun dengan tempat tinggalnya yang megar beserta seluruh kekayaannya.

Kisah Nabi Musa as menunjukkan betapa besar syariatnya dan betapa besat umatnya. Di antara meraka adalah para nabi, orang orang saleh dan suci, raja raja dan penguasa besar serta para bangsawan. Mereka hidup di zamannya dan mereka mati. Syariatnya diganti dan waktupun berlalu. Karena sikap pembangkangan Bani Israil, maka mereka selalu dalam ujian sepanjang sejarahnya.
Ketika malaikat kematian datang pada Nabi Musa as, ia memukulnya dan mendorongnya pergi. Malaikat kembali pada Tuhan dan mengeluh "Engkau menyuruhku pada hamba yang tak mau mati." Allah berkata, "kembali padanya dan katakan padanya untuk meletakkan tangannya di belakang seekor lembu jantan dan jika tangannya menutupi rambut lembu jantan tersebut maka untuk setiap rambut ia mendapat jaminan umur setahun." Lalu Musa bertanya "Wahai Tuhan ! Lalu apa yang akan terjadi ?" Tuhan menjawab, "kematian." Musa menjawab, "mengapa tidak sekarang." Lalu Musa memohon agar mati dekat tanah suci, sepelemparam batu darinya.
Sebelum wafat Nabi Musa as ingin membawa Bani Israil dari pengembaraannya kembali ke Yerusalem. Tapi itu tidak terjadi. Ia wafat dalam pengembaraan sama dengan Harun adiknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Slogan "Lebaran di Bandung"

  Setelah perintah mundur dari Panglima Divisi III Kolonel   A.H. Nasution dikeluarkan, seluruh kekuatan TRI dan pejuang keluar dari kota Bandung. Lokasi markas dipilih seadanya karena waktu yang singkat (Sitaresmi dkk., 2002 : 137).   Setiap pasukan membangun pertahanan di selatan Bandung. Markas Divisi bertempat di jalan lintang antara Kulalet-Cangkring, Baleendah. Resimen Pelopor pimpinan Soetoko di sebelah barat dan Resimen 8 pimpinan Letkol Omon Abdurrahman serta MDPP di sebelah timur (Nasution, 1990 : 232). Sementara itu, seluruh Batalyon yang berada di bawah kendali Resimen 8 menempati tempat masing-masing. Batalyon 1 ke Dayeuhkolot, Batalyon 2 ke Cilampeni, Batalyon 3 ke Ciwidey (Suparyadi, 4 Maret 1997). Badan badan perjuangan membuat markas di Ciparay (Djadjat Suraatmadja, 8 September 1977). Setelah ditinggalkan penduduk pada tanggal 24 Maret 1946, keesokan harinya, pagi pagi sekali , tentara Inggris yang tergabung dalam Divisi ke-23, mulai bergerak memasuki kota Band

Jenis Puasa

"So eat and drink And cool (thine) eye. And if thou dost see Any man, say, I have Vowed a fast to (Allah) Most Gracious, and this day Will I enter into no talk With any human being." JENIS PUASA Dalam pemahaman kebanyakan individu muslim, berpuasa adalah menahan diri dari makan atau minum sejak fajar terbit hingga matahari terbenam. Dalam bahasa Al-Qur'an disebut "khayth abyadh" (benang putih) dan "khayth aswad" (benang hitam). Rasulullah SAW membatasi rentang puasa yang wajib bagi seorang muslim selama bulan Ramadan dalam sabdanya : "Jika malam menjelang, siang berganti, dan matahari terbenam, maka orang yang berpuasa boleh berbuka." Ibadah puasa bukan saja menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menghindari dusta, mengumpat dan berjanji palsu. Apabila seseorang berlaku buruk, seseorang yang berpuasa cukup mengatakan, "Demi Tuhanku, aku sedang berpuasa." Demikianlah Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya. Rasulullah S

Kisah Perang Gerilya Jendral Sudirman

  Sudirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya, Karsid Kartawiraji bekerja sebagai mandor pabrik tebu di Purwokerto. Ibunya, Sijem berasal dari Rawalo, Banyumas. Sejak kecil Sudirman dibesarkan oleh pamannya, Raden Tjokrosoenarjo (kakak ipar Sijem). Sudirman memperoleh pendidikan di   Hollands Inlandse School (HIS) Taman Siswa Purwokerto kemudian pindah ke Sekolah Wira Tama dan tamat pada tahun 1924. Setelah tamat di Sekolah Wira Tama, Sudirman melanjutkan pendidikan ke Kweekschool (Sekolah Guru) Muhammadiyah di Solo. Jiwa militansi Sudirman tertempa sejak ia masuk Hizbul Wathan (kepanduan Muhammadiyah). Kemudian Sudirman menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah. Pada tahun 1936, Sudirman menikah dengan Alfiah, temannya saat bersekolah di HIS Taman Siswa Purwokerto dan dikaruniai tujuh orang anak. Pada zaman pendudukan Jepang, Sudirman   meninggalkan profesi sebagai guru dan mengikuti latihan militer (Peta). Ia diangkat menjadi Daidancho (Komandan Batalion) di Banyumas.