Langsung ke konten utama

Nabi Samuel as dan Raja Talut


Sejak wafatnya Nabi Musa as hingga masa kenabian Daud terentang jarak ratusan tahun. Di masa itu setidaknya ada dua nabi yang diutus pada bangsa Israel : Joshua (Yusya) dan Samuel (Samuil). Waktu antara kematian Yusya hingga kematian Samuel sekitar 460 tahun lamanya.

Bangsa Israel berhadapan dengan musuh musuh yang kuat dalam waktu yang lama sehingga mereka kelelahan oleh banyak peperangan dan dikalahkan oleh musuh musuh yang perkasa. Mereka tercerai berai dan diperbudak bangsa lain. Kemudian Allah SWT mengutus Nabi Samuil as dari kalangan mereka tempat mereka mengharap pemulihan dari penderitaan. Mereka memintanya untuk menunjuk seorang raja bagi mereka yang perintahnya dapat menyatukan dan memerangi musuh mereka. Tetapi Samuil sadar akan kelemahan dan sejarah bangsanya. Ia berkata : "aku takut saat waktu berperang tiba kalian mungkin menolak untuk bertempur." Selanjutnya dikisahkan dalam Al Quran sebagai berikut :

- Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim. (Al Baqarah 246).

Tapi orang-orang Israel tak pernah menepati janji dan ingkar terhadap perjanjian dengan Allah. Ini dilakukan lagi saat panggilan perang datang pada mereka, mereka pun kabur, kecuali sedikit dari mereka. Hanya beberapa yang menyebrangi sungai bersama raja mereka dan berperang.

Nabi telah memilih Talut (Saul) untuk menjadi raja mereka. Dia adalah Talut bin Kish bin Abil bin Sarur bin Tahurat bin Afiah bin Unais bin Bunyamin bin Ya'qub. Talut adalah seorang pengangkut air.
Ada juga yang berkata dia adalah seorang penyamak kulit.

Karena menganggap bahwa Talut berasal dari status sosial rendah bani Israil menolak kepemimpinannya. "Bagaimana dia bisa diberi gelar raja atas kita padahal kita lebih baik daripadanya dan dia tidak dikaruniai banyak kekayaan."

Saat itu di kalangan bani Israil berlaku tradisi bahwa kenabian berasal dari keturunan Levi dan kekuasaan diserahkan pada keturunan Judah. Sehingga saat mereka melihat bahwa raja sekarang berasal dari keturunan Bunyamin, mereka menolaknya. "Kami lebih baik darinya. Kekuasaan milik kami. Ini tugas kami." Mereka menganggap Talut miskin karena tidak memiliki kekayaan dan properti yang banyak.
Nabi Samuil berkata bahwa bukan mereka yang memilih raja dari keluarga tertentu. Itu adalah keputusan Allah. Ia berkata, "Allah telah memilihnya di atas kalian, dan telah memberinya karunia pengetahuan dan tubuh yang kuat." Talut memiliki kepribadian yang mengesankan yang tidak bisa dibandingkan dengan orang Israel lainnya.

Samuil menjelaskan pada bangsa Israel bahwa tanda dari kerajaan Talut adalah tabut (peti berisi Taurat) dalam sakinah dari Allah yang akan datang pada mereka dibawa oleh para malaikat yang merupakan peninggalan keluarga Musa dan Harun. Ketika Israel berperang melawan Philistin dan dikalahkan, "tabut perjanjian" yang mereka bawa ke dalam peperangan untuk memberkahi mereka telah diambil dan dilarikan oleh musuh mereka. Sakinah yang dimaksud oleh ayat ini adalah sebuah wadah dari emas tempat nabi mencuci dadanya. Ada yang mengatakan itu adalah sejenis angin. Ada pula yang mengatakan itu obyek berbentuk kucing yang jika bertiup di tengah peperangan maka orang Israel akan memenangi pertempuran.

Tabut itu dibawa pada mereka oleh para malaikat yang mereka bisa melihat dengan mata kepala sendiri.

Menurut Injil, saat bangsa Philistin membawa Tabut ke kota mereka, Tabut diletakkan di samping patung sembahan bernama Dagon. Keesokan paginya Dagon telah roboh di depan Tabut. Kejadian itu berulang. Mereka sadar bahwa yang melakukan itu adalah Allah, Tuhan bangsa Israel. Mereka pun memutuskan memindahkan Tabut ke kota lain. Tetapi mereka terkena tumor di leher. Mereka berpindah dari satu kota ke kota lain. Mereka mulai panik. Akhirnya mereka mengembalikan Tabut ke orang Israel. Mereka menyiapkan gerobak yang ditarik dua sapi dan mengembalikan Tabut tersebut. Malaikat mengangkat gerobak tersebut.

Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku". Sungai yang dimaksud adalah sungai Jordan. Itu adalah ujian dari Talut pada anak buahnya. Siapa yang meminum air sungai tidak akan berpartisipasi dalam peperangan. Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka.
Maka tatkala Talut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut (Goliath) dan tentaranya".

Ketika tentara Israel membandingkan jumlah mereka dengan jumlah tentara musuh maka kepanikan menjalari mereka. Mereka menjadi ketakutan dan yakin akan dikalahkan. Tapi orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar".

Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Talut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir". Mereka yang beriman berbaris bersama Nabi dan memerangi musuh. Saat berhadapan dengan musuh mereka berdoa kepada Allah mohon pertolongan. Allah pun menolong mereka. Mereka bergerak atas kehendak Allah, pergi meskipun kalah dalam jumlah dan persenjataan.

Mereka (tentara Talut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Talut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (Al Baqarah 261).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Slogan "Lebaran di Bandung"

  Setelah perintah mundur dari Panglima Divisi III Kolonel   A.H. Nasution dikeluarkan, seluruh kekuatan TRI dan pejuang keluar dari kota Bandung. Lokasi markas dipilih seadanya karena waktu yang singkat (Sitaresmi dkk., 2002 : 137).   Setiap pasukan membangun pertahanan di selatan Bandung. Markas Divisi bertempat di jalan lintang antara Kulalet-Cangkring, Baleendah. Resimen Pelopor pimpinan Soetoko di sebelah barat dan Resimen 8 pimpinan Letkol Omon Abdurrahman serta MDPP di sebelah timur (Nasution, 1990 : 232). Sementara itu, seluruh Batalyon yang berada di bawah kendali Resimen 8 menempati tempat masing-masing. Batalyon 1 ke Dayeuhkolot, Batalyon 2 ke Cilampeni, Batalyon 3 ke Ciwidey (Suparyadi, 4 Maret 1997). Badan badan perjuangan membuat markas di Ciparay (Djadjat Suraatmadja, 8 September 1977). Setelah ditinggalkan penduduk pada tanggal 24 Maret 1946, keesokan harinya, pagi pagi sekali , tentara Inggris yang tergabung dalam Divisi ke-23, mulai bergerak memasuki kota Band

Jenis Puasa

"So eat and drink And cool (thine) eye. And if thou dost see Any man, say, I have Vowed a fast to (Allah) Most Gracious, and this day Will I enter into no talk With any human being." JENIS PUASA Dalam pemahaman kebanyakan individu muslim, berpuasa adalah menahan diri dari makan atau minum sejak fajar terbit hingga matahari terbenam. Dalam bahasa Al-Qur'an disebut "khayth abyadh" (benang putih) dan "khayth aswad" (benang hitam). Rasulullah SAW membatasi rentang puasa yang wajib bagi seorang muslim selama bulan Ramadan dalam sabdanya : "Jika malam menjelang, siang berganti, dan matahari terbenam, maka orang yang berpuasa boleh berbuka." Ibadah puasa bukan saja menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menghindari dusta, mengumpat dan berjanji palsu. Apabila seseorang berlaku buruk, seseorang yang berpuasa cukup mengatakan, "Demi Tuhanku, aku sedang berpuasa." Demikianlah Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya. Rasulullah S

Kisah Perang Gerilya Jendral Sudirman

  Sudirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya, Karsid Kartawiraji bekerja sebagai mandor pabrik tebu di Purwokerto. Ibunya, Sijem berasal dari Rawalo, Banyumas. Sejak kecil Sudirman dibesarkan oleh pamannya, Raden Tjokrosoenarjo (kakak ipar Sijem). Sudirman memperoleh pendidikan di   Hollands Inlandse School (HIS) Taman Siswa Purwokerto kemudian pindah ke Sekolah Wira Tama dan tamat pada tahun 1924. Setelah tamat di Sekolah Wira Tama, Sudirman melanjutkan pendidikan ke Kweekschool (Sekolah Guru) Muhammadiyah di Solo. Jiwa militansi Sudirman tertempa sejak ia masuk Hizbul Wathan (kepanduan Muhammadiyah). Kemudian Sudirman menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah. Pada tahun 1936, Sudirman menikah dengan Alfiah, temannya saat bersekolah di HIS Taman Siswa Purwokerto dan dikaruniai tujuh orang anak. Pada zaman pendudukan Jepang, Sudirman   meninggalkan profesi sebagai guru dan mengikuti latihan militer (Peta). Ia diangkat menjadi Daidancho (Komandan Batalion) di Banyumas.