Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Abdul Muis Sastrawan Pejuang

Pada tahun 1922 meletus pemogokan besar-besaran pertama di dalam serikat buruh pegadaian yang dipimpin oleh Abdul Muis dari CSI. PKI merasa wajib menyatakan dukungannya. Pemogokan tersebut dapat dipatahkan pemerintah hanya dengan memecat pegawai yang mogok. Buntutnya, Abdul Muis dan Tan Malaka kemudian diasingkan. Biografi singkat Tan Malaka sudah saya sampaikan. Kini saya ingin menyampaikan informasi yang singkat mengenai Abdul Muis. Abdul Muis lebih terkenal sebagai sastrawan angkatan Balai Pustaka yang terkenal dengan novelnya Salah Asuhan (1928). Padahal ia juga seorang wartawan yang giat dalam pergerakan nasional. Semasa duduk sebagai anggota Volksraad (1920-1924) ia dikenal dengan rasa nasionalismenya  yang kuat. Abdul Muis (1890-1959) dilahirkan di Sungai Puar Bukittinggi, Sumatra Barat pada 3 Juli 1890. Ia adalah mahasiswa Stovia (Sekolah Tinggi Kedokteran) Batavia, namun tidak menamatkannya karena lebih tertarik akan dunia kewartawanan dan pergerakan nasional. Ia adalah tok

Disiplin Partai

Setelah keliling dunia Pan-Islamisme dari Kabul sampai Istanbul, kini saya ingin mengajak para sahabat pemerhati sejarah untuk kembali ke tanah air. Sebelumnya sudah saya sampaikan adanya gesekan antara SI dan PKI. Buntut dari pertikaian SI dan PKI pada akhir tahun 1920 akibat tesis Lenin yang mengecam Pan-Islamisme dan Pan Asianisme, akhirnya pada Kongresnya yang ke-6 di bulan Oktober 1921, Sarekat Islam membuat keputusan mengenai Disiplin Partai. Keputusan ini dibuat oleh Haji Agus Salim dan Abdul Muis, karena Tjokroaminoto sedang dalam tahanan sehubungan dengan Peristiwa Garut. Dengan adanya disiplin partai maka seorang anggota SI tidak mungkin lagi menjadi anggota partai lain. Anggota-anggota  PKI kini dikeluarkan dari CSI (Central Sarekat Islam). Anggota Sarekat Islam yang mendukung Semaun-Darsono menyatakan diri keluar dari CSI yang dipimpin oleh Tjokroaminoto. Mereka kemudian menamakan diri sebagai Sarekat Rakyat atau SI Merah. SI Merah berhaluan Marxis (Purwoko, 2004:418).

Soerjopranoto Si Raja Mogok

Pada bulan Desember 1919 muncul upaya untuk menciptakan suatu federasi dari serikat buruh PKI dan SI yang diberi nama PPKB (Persatuan Pergerakan Kaum Buruh). PPKB terdiri atas 22 serikat dan 72.000 orang anggota yang dipimpin Semaun. Akan tetapi Si Raja Mogok, Surjopranoto, dari serikat kerja CSI (Central Sarekat Islam), yang menjadi wakil ketua, menggugat kepemimpinan Semaun dan mengusulkan untuk memindahkan pusat PPKB dari Semarang ke Yogyakarta. Soerjopranoto lahir di Yogyakarta sebagai keturunan bangsawan namun memiliki jiwa kerakyatan. Sejak duduk di sekolah rendah (ELS) ia sering membela kawan-kawannya yang diejek Belanda. Sewaktu bekerja di Tuban, Yogyakarta dan Wonosobo ia sering berselisih dengan rekan sekerjanya bangsa Belanda karena diperlakukan tidak senonoh. Ia bahkan menyobek ijazah sekolah pertanian miliknya dan menyatakan keluar dari statusnya sebagai pegawai negri. Soerjopranoto melancarkan perjuangannya lewat organisasi Sarekat Islam. Ia terpilih menjadi wakil ketua

Kerjasama Serikat Buruh SI-PKI

Antara tahun 1918 dan 1921 serikat-serikat  buruh Indonesia meraih sukses besar dalam meningkatkan kondisi dan upah anggota-anggota nya. Ini terutama berkat gabungan peristiwa yang terjadi pada tahun-tahun tersebut berupa inflasi harga, kurangnya buruh trampil, dan munculnya organisasi buruh yang sukses dari partai-partai politik, terutama dari SI (Sarekat Islam) dan PKI (Partai Komunis Hindia). Kesuksesan serikat-serikat  buruh itu mendorong orang untuk bergabung dengan mereka. Dengan masuknya anggota-anggota  baru, serikat-serikat  tersebut memainkan peranan penting dalam mempolitisasi para pekerja dan dalam memberi kontribusi terhadap pengembangan dan organisasi anti-penjajahan . Dalam Kongres Nasional SI tahun 1919 terlihat bahwa masalah perjuangan kelas telah menjadi pembicaraan utama. Pada bulan Desember 1919 muncul upaya untuk menciptakan suatu federasi dari serikat buruh PKI dan SI yang diberi nama PPKB (Persatuan Pergerakan Kaum Buruh). PPKB terdiri atas 22 serikat dan 72.000

Insiden Djawi Hisworo

Menguatnya politik Islam reformis dan sosialisme tidak menyurutkan nasionalisme etnis khususnya nasionalisme Jawa. Menurut Ricklefs, para nasionalis Jawa secara umum tidak menerima Islam reformis dan cenderung melihat masa Majapahit pra Islam sebagai zaman keemasan. Hasil dari pekerjaan arkeologi yang didanai pemerintah, termasuk pembangunan kembali candi-candi pra-Islam yang sangat indah serta penerbitan teks-teks Jawa Kuno oleh para sarjana filologi telah membuat Jawa pra-Islam dikenal baik dan tergambar sebagai titik tinggi peradaban Jawa klasik yang membangkitkan sentimen nasionalis Jawa. Pada tahun 1917, Comité voor het Javaansch Nationalisme (Komite untuk Nasionalisme Jawa) didirikan. Komite ini aktif pada tahun 1918 dengan menerbitkan majalah bulanan Wederopbouw (Rekonstruksi).  Kekuatan penuntun utama di balik gerakan ini adalah Kerajaan Mangkunegaran, khususnya Mangkunegara VII (1916-1944). Nasionalisme Jawa dan pembaharuan Islam berbenturan ketika muncul tulisan dalam s

Pemberontakan Para Petani Garut

Pada tanggal 7 Juli 1919 rombongan residen beserta asisten residen dan bupati yang diperkuat 27 orang polisi bersenjata datang untuk menangkap Haji Hasan di Desa Cikendal, Kawedanan Leles, Kabupaten Garut. Setelah pembicaraan dua jam Haji Hasan bukannya ikut ke Garut tetapi malah masuk ke rumah diikuti para pengikutnya. Setelah menutup pintu dan jendela mereka berzikir bersama. Meski diberi dua kali tembakan peringatan mereka tetap berzikir. Tembakan ketiga diarahkan ke rumah sehingga jatuhlah korban : dari 116 orang lakilaki dan perempuan termasuk anakanak, empat tewas seketika termasuk Haji Hasan, satu tewas kemudian, 19 meninggal di RS. Penyebab peristiwa berdarah itu karena Haji Hasan enggan mematuhi ketentuan penjualan padi kepada pemerintah kolonial sebanyak 42 pikul dari 250 pikul hasil sawahnya, seharga f 4 per pikul padahal di pasaran berharga f 7,5 per pikul.Terjadila h pro kontra. 4000 orang melakukan rapat protes di lapangan Gambir. Di antaranya anggota Volksraad : Stokvis,

Tjokroaminoto Ditangkap

Seperti diketahui pada tahun 1919 berlangsung kekacauan di pedesaan Solo yang dipimpin oleh Haji Misbach yang dalam khutbah-khutbah nya mendoktrinkan bahwa Islam dan komunisme adalah hal yang sama. Pada tahun 1919 seorang kontrolir Belanda terbunuh di Toli-toli (Sulawesi Utara) setelah Abdul Muis dari CSI berpidato di sana. SI segera menjadi sasaran pemerintah kolonial. CSI (Central Sarekat Islam) dianggap bertanggungjawa b dan Abdul Muis ditangkap. Pada bulan Juni 1919, setelah terjadinya peristiwa penembakan di Garut (Jawa Barat), terbongkarlah rahasia adanya Seksi B Sosrokardono dari CSI. Sosrokardono dan beberapa anggota ISDV ditangkap. Pada tahun 1921 Tjokroaminoto ditangkap karena dituduh memberi sumpah palsu dalam pemeriksaan pengadilan terhadap Seksi B. Saat itu Sukarno yang telah berumah tangga dengan Oetari putri Pak Tjokro harus cuti dari kuliahnya di THS Bandung untuk menghidupi keluarga Pak Tjokro dengan bekerja di Jawatan Kereta Api. Saat itu Bu Tjokro telah tiada. (Da

Muhammadiyah (Jalan Muhammad)

Muhammadiyah (Jalan Muhammad) didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan yang berasal dari elite agama kesultanan Yogyakarta, pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijah 1330) di Yogyakarta dan merupakan organisasi gerakan pemurnian Islam yang pertama kali mendapat pengakuan dari pemerintah Belanda sehingga mendapat subsidi. Kiai Haji Ahmad Dahlan (KHAD) lahir di Yogya tahun 1868 putra keempat KH Abubakar, Khatib Mesjid Besar Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat bernama kecil Muhammad Darwis. Setelah belajar agama dan bahasa Arab di pesantren, melanjutkan pendidikan di Mekah selama lima tahun sampai usia 20. Ia ke Mekah kedua kalinya (1902-1904) selama dua tahun untuk mempelajari gerakan pembaruan yang terjadi di Mesir Arab dan India. Ia pun mempelajari pemikiran ulama madzhab Hanafi seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dengan tafsir Al Manarya, Jamaluddin Al Afghani serta Muhammad Ibnu Abdul Wahab dengan gerakan Wahabinya sebelum mendirikan Muhammadiyah yang tak bermadzhab

Persyarikatan Ulama

Masuknya Islam Modernis di Jawa Barat. Pada tahun 1911 kaum muslim Indonesia di Jawa Barat mengambil langkah-langkah  pembaharuan secara hati-hati. Para ustadz Suni membentuk Persyarikatan Ulama. Mereka menerima beberapa ide pembaharuan kaum modernis dan hanya sedikit berhubungan dengan pesantren gaya lama. Pada tahun 1916 Persyarikatan Ulama membuka sebuah sekolah, mendirikan sebuah panti asuhan yang dikelola oleh cabang wanitanya, serta melibatkan diri dalam kegiatan-kegiat an ekonomi seperti percetakan, pertenunan dan pertanian (2005:356).

Islam Modernis pada Komunitas Arab Batavia

Rupanya gerakan pembaharuan Islam selain menyebar di Minangkabau menyebar pula ke Jawa. Itu nampak dari adanya prakarsa komunitas Arab di Batavia yang pada tahun 1905 mendirikan Jam'iyyat Khair (Perserikatan Bagi Kebaikan) yang membuka sekolah modern dalam bahasa Melayu. Pada tahun 1911 sekolah ini mengundang seorang guru Islam modernis dari Sudan bernama Syekh Ahmad Surkati (1872-1943). Surkati segera terlibat pertentangan dengan para majikannya dan pada tahun 1915 dia membentuk Jam'iyyat al Ishlah wal Irsyad (Perserikatan Bagi Pembaharuan dan Bimbingan) yang dikenal sebagai al Irsyad. Al Irsyad mendirikan sekolah-sekolah  campuran antara pria dan wanita yang pelajarannya disampaikan dalam bahasa Melayu, Arab dan Belanda. Sebagian besar sekolah al Irsyad berada di Jawa. Walaupun sebagian besar muridnya keturunan Arab, tetapi terdapat pula beberapa orang pribumi yang belajar di situ.

Gerakan Modernis di Ranah Minang

Menurut catatan Ricklefs pada tahun 1909 berdiri sekolah modern yang pertama di Padang, bernama Sekolah Adabiyah. Tapi sekolah itu tersingkir dari gerakan pembaharuan Islam saat menerima bantuan pemerintah Hindia Belanda dan seorang pejabat Belanda. Haji Rasul dan kawan-kawannya membuat Sekolah Thawalib di Padangpanjang menjadi model pembaharuan pendidikan modern. Di sekolah penggunaan Bahasa Arab sangat ditekankan supaya para siswa leluasa mempelajari sumber-sumber Islam. Pada tahun 1916 sistem kelas bertingkat dibuka. Pada tahun 1919 sekolah menggunakan meja tulis dan kurikulum yang lebih luas. Buku-buku pelajaran dari Mesir mulai digunakan. Mata pelajaran seperti ilmu bumi dan sejarah ditambahkan pada pelajaran agama. Pada tahun 1915 pendidikan bagi kaum perempuan Islam (muslimat) dimulai dengan didirikannya Sekolah Diniyah di Padangpanjang. Pada tahun 1911 terbit jurnal Islam modernis yang pertama di Indonesia dengan terbitnya surat kabar dwi-mingguan bernama Al Munir (Peneran

Para Ulama Minangkabau

Syekh Tahir Jalaluddin dan Syekh Ahmad Khatib. Pada tahun 1906 surat kabar Al Imam (Pemimpin Agama) yang berbahasa Melayu mulai terbit di Singapura dengan menyajikan analisis Islam modernis pertama yang benar-benar mendalam mengenai masalah-masalah  sosial, agama dan ekonomi. Salah seorang ulama Minangkabau terlibat di dalamnya. Namanya Syekh Tahir bin Jalalluddin (1869-1947) yang merupakan putra seorang syekh Naqsabandiyah asal Minangkabau yang terkenal. Syekh Tahir Jalaluddin pernah menetap di Mekah selama 12 tahun bersama sepupumya Syekh Ahmad Khatib (1852-1915) yang merupakan imam madzhab Syafi'i di Masjidil Haram Mekah. Banyak pemimpin pembaharuan Indonesia menjadi muridnya. Meski membela mazhab Syafi'i tetapi dia memperkenankan murid-muridnya membaca karya-karya kaum modernis. Dari Mekah Syekh Tahir Jalaluddin meneruskan belajat ke Kairo selama empat tahun, di mana dia dipengaruhi oleh ide-ide Abduh dan menjadi sahabat Rasyid Ridha. Sementara Syekh Ahmad Khatib menduku

Komunitas Muslim Singapura

Pada peralihan abad ke 19-20 banyak jemaah haji Indonesia menempuh perjalanan melalui Singapura dengan tidak ada larangan dari Inggris. Orang Indonesia seringkali menetap lama di Singapura berkenaan dengan perjalanan haji mereka. Lagi pula Singapura menyediakan kapal yang lebih banyak dan lebih murah. Di Singapura terdapat komunitas orang-orang Arab yang kebanyakan berasal dari Hadramaut dan kaum Muslim India yang lahir di sana. Kedua kelompok tersebut seringkali beribukan orang Melayu. Komunitas muslim Singapura itu mempunyai hubungan dengan Timur Tengah. Mereka juga banyak terlibat dalam perdagangan di seluruh pelosok kepulauan Indonesia. Agama Islam mereka tidak begitu dipengaruhi oleh tradisi-tradisi  lokal yang mempengaruhi Islam Indonesia. Mereka juga benar-benar menyadari identitas keagamaannya karena bersaing secara langsung dan bergaul setiap hari dengan orang-orang Cina. Pada akhir abad ke-19 orang-orang muslim Singapura mendirikan percetakan-perc etakan litograf yang menga

Pemikir Islam Timur Tengah

Gagasan pembaruan Islam Indonesia nampaknya memiliki kesamaan dengan gagasan serupa dari para pemikir di Timur Tengah pada abad ke-19 seperti : Jamal ad-Din al-Afghani (1839-1897); Muhammad Rasyid Rida (1865-1935) dan Muhammad Abduh (1849-1905) yang menciptakan suatu gerakan pembaharuan yang disebut modernisme di Kairo. Modernisme mempunyai tujuan ganda : 1). Ingin membebaskan diri dari dominasi keempat mazhab abad pertengahan dan kembali kepada sumber Islam yang asli : Al Quran (perintah Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW) dan Sunah (sabda dan teladan Nabi Muhammad SAW). Dengan demikian tujuan modernisme yang pertama adalah bersemangat pemurnian, bersifat fundamentalis dan berdasar pada sumber-sumber suci. 2). Ijtihad baru ini harus memanfaatkan kemajuan-kemaju an ilmu pengetahuan modern (Barat) yang dapat dipadukan dengan Islam yang murni untuk mengangkat peradaban Islam keluar dari zaman kebodohan, keyakhayulan, dan kemunduran. Karena mendasarkan diri pada kitab s

Singapura Pintu Gerbang Pembaruan Islam

Kaum muslim Indonesia pada dasarnya adalah Kaum Suni dan penganut mazhab hukum Syafi'i yang didirikan di Timur Tengah pada akhir abad ke-8. Orang-orang yang saleh banyak mendalami mistisisme sufi seperti tarekat-tarekat  Syattariyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiah dan Qadiriyyah-Naqsaba ndiyah. Fakta bahwa ada dominasi Belanda membuat kaum muslim terpelajar beranggapan bahwa itu menandakan kemunduran umat Islam. Karena itu muncul kebutuhan yang sangat besar untuk pembaharuan. Ide pembaruan Islam masuk melalui pintu Singapura seiring perubahan kebijakan Belanda. Awalnya Belanda mencurigai Islam dan membatasi perjalanan haji ke Mekah sampai tahun 1902. Pada tahun itu Snouck Hurgronje berhasil mengubah kebijakan ini. Menurutnya sebagai doktrin keagamaan Islam harus bebas dari campur tangan pemerintah meskipun sebagai kekuatan politik agama ini harus dimusnahkan. Pada peralihan abad ke 19-20 banyak jemaah haji Indonesia menempuh perjalanan melalui Singapura dengan tidak ada larangan dar