Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Partai Islam Indonesia

Pada tanggal 4 Desember 1938, PARII (Partai Islam Indonesia) yang didirikan pada tahun 1932 berubah menjadi Partai Islam Indonesia (PII). Keanggotaan PII terdiri atas gabungan pimpinan dari beberapa organisasi yakni dari PARII, pimpinan Muhammadiyah dan pimpinan JIB (Jong Islamieten Bond). PARII merupakan partai yang didirikan oleh para anggota PSII yang keluar atau dikeluarkan karena tidak menyetujui kebijakan yang dibuat oleh pimpinan PSII saat itu yaitu Abikusno Tjokrosujoso yang bertahan dengan sikap nonkooperasinya  terhadap pemerintah kolonial. Para tokoh PII antara lain Wiwoho, Dr. Soekiman, Ahmad Kasmat, Wali Alfatah, Kiai Haji Mas Mansoer, Kiai Haji Hadikoesoemo, Abdul Kahar Muzakkir, Kiai Haji Faried Ma'ruf dan Haji Muhammad Rasjidi. Raden Wiwoho adalah mantan ketua JIB yang juga anggota Volksraad. Ia tokoh muda yang menjadi figur nasional karena kegiatannya di dalam Volksraad. Keikutsertaan Mansur sebagai ketua umum Muhammadiyah dalam pimpinan pusat partai, menimbulka

Surat-surat Sukarno kepada A. Hassan

Kepada Tuan Hassan, Soekarno berkirim kabar dan bercerita panjang lebar mengenai berbagai hal, di antaranya soal taklid, takhayul, kejumudan umat Islam, dan lain sebagainya. Ia juga menceritakan keinginannya untuk mendapatkan bahan-bahan bacaan Islam, terutama karya-karya A. Hassan. Di antara karya A. Hassan yang ingin sekali ia baca adalah buku berjudul, "Utusan Wahabi". Sepucuk surat itu ia tulis dengan ketulusan, sebagai berikut: Endeh, 1 Desember 1934 Assalamu’alaikum, Jikalau saudara memperkenankan, saya minta saudara mengasih hadiah kepada saya buku-buku yang tersebut berikut ini: Pengajaran Sholat, Utusan Wahabi, Al-Muctar, Debat Talqien. Al-Burhan Complete, Al-Jawahir. Kemudian, jika saudara bersedia, saya minta sebuah risalah yang membicarakan soal “sajid” (kalangan sayyid atau habaib, red). Ini buat saya bandingkan dengan alasan-alasan saya sendiri tentang hal ini. Walaupun Islam zaman sekarang menghadapi soal yang beribu-ribu kali lebih besar dan lebih rumit d

Halal bi Halal

Di negara kita Idul Fitri atau Lebaran biasa diisi dengan acara halal bihalal . Halal bihalal bisa dilakukan di tingkat RT/RW, di lingkungan kerja, sekolah, paguyuban, komunitas, trah, keluarga besar, organisasi hingga negara. Kegiatannya biasanya berisi acara maaf memaafkan di antara sesama warga atau anggota komunitas. Acara seperti ini khas Indonesia karena tidak dijumpai di negara lain. A. Ide Bung Karno Salah satu satu versi menyebutkan bahwa Bung Karno yang pertama kali memprakarsai kegiatan ini di Yogyakarta pada tahun 1946 dengan tujuan menyatukan kelompok kelompok dalam masyarakat dalam melawan kolonialisme di era revolusi fisik yang sedang berkecamuk. B. Prakarsa Mahasiswa Yogyakarta Ada pula yang mengatakan bahwa halal bihalal merupakan prakarsa para mahasiswa di Yogyakarta saat itu yang merasa prihatin dengan terjadinya persaingan dan konflik politik di dalam masyarakat seperti yang terjadi di Indonesia belakangan ini. C. Ide K.H. Wahab Chasbullah. Masdar F. Mas

Ketupat

Bulan Puasa/Ramadan diakhiri dengan Hari Raya Idul Fitri / Lebaran. Di setiap tempat atau negara kaum muslimin memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam menyambutnya. Selain tradisi mudik di Indonesia (khususnya P. Jawa) ada tradisi membuat ketupat. Ketupat adalah makanan terbuat dari beras yang dibungkus janur (daun kelapa muda). Berikut ini makna ketupat dan janur dari berbagai sumber. A. SEJARAH KETUPAT Adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. Ada juga yang berpendapat ketupat sudah dibuat orang pada masa Hindu dan Budha. Warna janur (daun kelapa) hijau muda melambangkan suatu nilai spiritual tertentu. Sunan Kalijaga membudayakan dua kali BAKDA ( dari bahasa Arab, setelah puasa), yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran, setelah melaksanakan puasa sunah selama enam hari. B. Arti Kata Ketupat. Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan