Nabi 'Uzair (Ezra) bin Jarwah yang hidup antara Sulaiman dan Zakariya, ada yang menyebutnya Ibn Souriqe bin Adya bin Ayyub bin Darzna bin Adi bin Taqi bin Asbu bin Phinehas bin Eleazar bin Harun. Ada yang mengatakan Allah mematikannya 100 tahun dan kemudian dibangkitkan.
Kisah ini di ceritakan dalam Al Quran :
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu" (2:259).
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya
Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dalam surat tersebut bukan Uzair melainkan Jeremiah.
Uzair adalah orang yang saleh dan bijak. Pada suatu hari ia mengunjungi kebunnya untuk merawatnya. Saat pulang ia melewati reruntuhan bangunan. Saat itu tengah hari dengan panas yang menyengat. Ia memasuki reruntuhan istana dengan keledainya dan saat menemukan bayangan yang teduh ia beristirahat di situ. Ia membuat jus anggur dan mencelupkan roti ke dalamnya sebelum memakannya. Setelah makan ia bersandar pada dinding dan melihat sekeliling. Nampak atap dan reruntuhan bangunan. Terlintas sesuatu dalam pikirannya dan ia pun bergumam, "bagaimana Allah membangkitkan sesuatu yang sudah mati ?". Allah mengirim malaikat maut kepadanya, mencabut nyawanya dan ia pun mati. Ia mati sampai 100 tahun.
Setelah 100 tahun berlalu dan bani Israil mengalami perubahan dan guncangan yang menyakitkan, Allah mengirim malaikat pada Uzair yang membuat hatinya mudah memahami, matanya awas terhadap apa yang terjadi di lingkungannya, sehingga bisa melihat bagaimana Allah membangkitkan kehidupan yang sudah mati. Ia bisa melihat Allah mengumpulkan tulang dan dagingnya saat ia melihat dirinya sendiri. Sesudah itu Dia menciptakan rambut dan kulit dan menghembuskan ruh ke dalamnya. Uzair pun terbangun. Malaikat bertanya, "berapa lama kau tertidur ?" Ia menjawab, "sehari atau setengah hari" karena ia mulai tertidur saat tengah hari dan saat terbangun matahari mulai terbenam. Malaikatpun memanggil tulang tulang keledai agar bersatu dan kemudian membungkusnya dengan otot daging kulit dan rambut. Saat malaikat meniupnya keledai itupun berdiri.
Uzair pun menunggangi keledainya sampai melewati rumah tetangganya. Tak satupun mereka mengenalnya, ia pun tak mengenal mereka. Ia ke rumahnya dengan bingung. Di rumahnya ia bertemu wanita tua buta dan cacat berusia 120 tahun. Wanit itu pembantunya. Saat Uzair meninggalkan rumah usianya baru 20 tahun. Uzair berkata padanya. "Wahai wanita ! Apakah ini rumah Uzair ?" Ia menjawab, "ya ini rumah Uzair" dan mulai menangis. "Sudah lama aku tak melihat orang yang mengingat Uzair. Orang sudah melupakannya." Uzair berkata, "aku Uzair. Allah telah mematikanku 100 tahun dan menghidupkanku kembali."
Singkat cerita, Uzair berdoa dan mengusap tangannya pada wanita itu maka wanita itu bisa melihat. Ia pun menyentuh tangan wanita itu dan berkata, "berdirilah dengan izin Allah," Wanita itu berdiri dan berjalan dan berkata, "aku bersaksi bahwa kamu adalah Uzair."
Wanita itu pun pergi ke para tetangga menyampaikan kepulangan Uzair dan mengabarkan apa yang dialaminya. Anak Uzair yang nampak lebih tua dari ayahnya memastikan bahwa itu Uzair dengan melihat tanda hitam pada punggung ayahnya dan memang ada. Bani Israil berkata tidak ada yang mengingat Taurah seperti Uzair. Padahal Taurat telah dibakar oleh Nebuchadnezzar. Mereka meminta Uzair menuliskannya untuk mereka. Ayah Uzair menyimpan selembar Taurat di satu tempat rahasia. Ia menggalinya tapi tulusannya telah pudar.
Uzair duduk di bawah bayangan pohon dikelilingi bani Israil. Dua buah kilatan cahaya datang dari langit dan masuk ke dadanua sehingga ia bisa mengingat Taurat dan menulis ulang. Itu sebabnya bani Israil menganggap Uzair sebagai anak Allah.
Pengampunan (At-Tawbah):30 - Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?
Istilah Yahudi muncul dari sini.
Komentar
Posting Komentar