Langsung ke konten utama

Nabi Jeremiah dan Raja Nebuchadnezzar


Saat Yahya (John) putra Zakariya terbunuh, Jeremiah bin Hilkiah berdiri dekat darah yang menyembur di Damaskus dan berkata, "wahai darah ! Engkau membuat manusia diuji, sekarang berhentilah mengalir." Kemudian darah itu berhenti mengering dan melenyap.

Jeremiah bertanya, "Wahai Tuhan ! Manakah hamba yang lebih Kau cintai?". Allah berfirman, "Orang yang paling banyak mengingat Ku. Orang yang sibuk mengenang Ku daripada yang lain. Orang yang tidak takut mati tapi juga tak ingin hidup selamanya. Mereka yang jika kemewahan datang ia memandang rendah dan jika kemewahan pergi ia merasa senang. Kepada mereka curahan cinta Ku dan berkah Ku melebihi keinginan mereka."

Saat kemungkaran dan dosa merambah di kalangan bani Israil Allah mengutus nabi untuk mereka yang bernama Jeremiah yang menyampaikan firman Allah :

"Mereka keras kepala dan ndableg. Aku mengasihi mereka hanya karena orang tua mereka. Tanyakan pada mereka kebahagiaan apa yang mereka peroleh karena pembangkangan terhadapKu. Binatang tahu habitatnya untuk kembali. Tetapi orang orang ini mengabaikan apa yang membuatKu menghormati orang tua mereka. Kini mereka mencari kehormatan dari sumber selain Aku... Bencana akan menimpa mereka... jika mereka meminta pertolongan Aku tidak akan mengabulkannya. Jika mereka meminta Aku tak akan memberinya. Tangisan mereka tak akan memantik kasih sayang Ku dan jika mereka berdoa Aku akan berpaling darinya."

Ketika pelanggaran bani Israil melampaui batas dan agama akhlak serta kondisi sosial memburuk, Allah berfirman pada Jeremiah, "Aku akan menghancurkan bani Israil, pergilah dan berdiri di karang kokoh dan Aku akan menyampaikan perintahku Ku padamu." Jeremiah bertanya, "pada siapa hendak Kau kirimkan makaikat Mu ?" Allah berfirman "mereka para penyembah api yang tidak takut pada hukumanku dan tidak berharap pahala dariKu. Katakan pada mereka bahwa Aku masih mengecualikan mereka karena kebaikan orang tua mereka. Tetapi mereka melupakan ajaranKu maka akan kukirim seorang penguasa tiran dan jahat yang tidak mengenal belas kasih dan akan menghancurkan mereka."

Saat Jeremiah menyampaikan pesan Tuhan ini mereka tidak mematuhinya dan menganggapnya orang gila. Mereka menangkap dan memenjarakannya.

Allah mengirim Nebuchadnezar kepada mereka dengan tentara yang besar. Mereka membunuh sepertiga dari mereka, menjadikan budak yang sepertiga lainnya dan membiarkan orang-orang tua, yang sakit dan yang cacat dan menginjak nginjak mereka dengan kaki kuda. Nebuchadnezar membunuh semua yang sehat, membakar Taurat dan menghancurkan Baitulmaqdis dari fondasinya.
Nebuchadnezzar menyerang Syria, memburu dan membunuh bani Israil di manapun mereka berada. Setalah itu ia kembali ke Baitulmakdis mengambil pampasan dan tawanan perang dan melakukan perjalanan pulang ke Babylonia. Ada 9000 anak dari keluarga raja dan pendeta. 7000 dari keluarga Daud, 11.000 dari keluarga Yusuf dan Bunyamin, 8.000 dari klan Eshi bin Ya'qub, 14.000 anggota klan Zebulun dan Naphtali bin Ya'qub, 14.000 dati klan Dan bin Ya'qub, 8.000 dari klan Issachar bin Ya'qub, 2000 dari klan Ziekon bin Ya'qub, 4000 orang dari klab Reuben dan Levy dan 12.000 orang dari bani Israil yang lain.
Ketika Nebuchadnezzar tiba di Baitulmakdis, raja Israil dari keluarga Daud melakukan rekonsiliasi. Ia menerima tawanan prajurit sebagai pengawal dan kembali. Tapi ketia ia tiba di kota Tabriyah ia mengetahui bahwa orang Israil berontak dan membunuh rajanya karena berdamai dengannya. Nebuchadnezzar kemudian membunuh para pengawal Israilnya lalu kembali ke Baitulmakdis dan mengambil alih dengan kekerasan serta membunuh semua prajurit Israil dan orang orang yang sehat.
Nebuchadnezzar menjumpai nabi Jeremiah di penjara dan berkata betapa buruknya bani Israil yang menolak Nabi Allah. Ia pun memperlakukan Jeremiah dengan baik dan membebaskannya.
Jeremiah menasihati bani Israil untuk bertobat. Tapi Allah menolak pertobatan mereka. Karena itu bani Israil tak mau tinggal di Baitulmakdis bersama Jeremiah. Mereka pun pergi.

Sejak saat itu bani Israil tercerai berai ke seluruh penjuru bumi. Ada yang menetap di Hijaz, ada pula yang ke Mesir. Nebuchadnezzar menulis surat pada raja Mesir untuk memulangkan mereka tapi raja Mesir menolak. Ia pun menyerbu Mesir dan menawan anak anak dan kekuarga raja. Ia pun pergi ke Maroko dan Laut Atlantik. Ia menawan banyak pendusuk Maroko Mesir Syria Palestina dan Jirdan. Salah satu yang ditawan adalah Daniel bin Hezekiel. Daniel adalah anak bungsu Hezekiel.
Kita akan bertemu dengan Daniel dalam kisah selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Perang Gerilya Jendral Sudirman

  Sudirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya, Karsid Kartawiraji bekerja sebagai mandor pabrik tebu di Purwokerto. Ibunya, Sijem berasal dari Rawalo, Banyumas. Sejak kecil Sudirman dibesarkan oleh pamannya, Raden Tjokrosoenarjo (kakak ipar Sijem). Sudirman memperoleh pendidikan di   Hollands Inlandse School (HIS) Taman Siswa Purwokerto kemudian pindah ke Sekolah Wira Tama dan tamat pada tahun 1924. Setelah tamat di Sekolah Wira Tama, Sudirman melanjutkan pendidikan ke Kweekschool (Sekolah Guru) Muhammadiyah di Solo. Jiwa militansi Sudirman tertempa sejak ia masuk Hizbul Wathan (kepanduan Muhammadiyah). Kemudian Sudirman menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah. Pada tahun 1936, Sudirman menikah dengan Alfiah, temannya saat bersekolah di HIS Taman Siswa Purwokerto dan dikaruniai tujuh orang anak. Pada zaman pendudukan Jepang, Sudirman   meninggalkan profesi sebagai guru dan mengikuti latihan militer (Peta). Ia diangkat menjadi Daidancho (Komandan Batalion) ...

Syafruddin Menyerahkan Mandatnya

  Setelah Tentara Belanda meninggalkan Yogyakarta pada akhir bulan Juni 1949, pada tanggal 4 Juli 1949, utusan Republik yaitu Mohammad Natsir, Dr. Leimena dan    Dr. Halim berangkat ke Bukittinggi untuk mengadakan kontak dengan Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra. Pada tanggal 6 Juli 1949, Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan rombongan tiba di Yogyakarta dari Pulau Bangka. Di lapangan terbang Meguwo mereka disambut para pembesar, rakyat dan anggota UNCI. Sesudah kembalinya pemerintah Republik ke Yogyakarta, pada sidang pertama Kabinet Republik tanggal 13 Juli 1949, Syafruddin atas nama PDRI menyerahkan mandatnya kepada Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pada tanggal 14 Juli 1949, Kabinet Republik Indonesia menerima Persetujuan Roem-Royen. Bantuan Untuk Republik Bantuan untuk Republik Indonesia datang dari Negara Indonesia Timur (NIT). Pertama pada tanggal 11 Juli 1949, NIT memberi sumbangan berupa barang-barang tekstil dan obat-obatan...

Insiden Djawi Hisworo

Menguatnya politik Islam reformis dan sosialisme tidak menyurutkan nasionalisme etnis khususnya nasionalisme Jawa. Menurut Ricklefs, para nasionalis Jawa secara umum tidak menerima Islam reformis dan cenderung melihat masa Majapahit pra Islam sebagai zaman keemasan. Hasil dari pekerjaan arkeologi yang didanai pemerintah, termasuk pembangunan kembali candi-candi pra-Islam yang sangat indah serta penerbitan teks-teks Jawa Kuno oleh para sarjana filologi telah membuat Jawa pra-Islam dikenal baik dan tergambar sebagai titik tinggi peradaban Jawa klasik yang membangkitkan sentimen nasionalis Jawa. Pada tahun 1917, Comité voor het Javaansch Nationalisme (Komite untuk Nasionalisme Jawa) didirikan. Komite ini aktif pada tahun 1918 dengan menerbitkan majalah bulanan Wederopbouw (Rekonstruksi).  Kekuatan penuntun utama di balik gerakan ini adalah Kerajaan Mangkunegaran, khususnya Mangkunegara VII (1916-1944). Nasionalisme Jawa dan pembaharuan Islam berbenturan ketika muncul tulisan dal...