Langsung ke konten utama

Nabi Ayub as Yang Tabah dan Istrinya Yang Setia


Ayub bin Maush bin Zarah bin Ish bin Ishaq bin Ibrahim seorang Nabi yang awalnya Allah berikan rizki yang sangat melimpah, tubuh yang bagus dan keturunan yang baik. Kemudian Allah mengujinya dengan kehancuran seluruh harta bendanya, termasuk hewan ternak dan ladangnya. Kondisi fisiknya sangat mengenaskan. Disusul dengan kematian anak-anaknya. Ayub mengadukan semua itu hanya kepada Allah SWT. Di akhir hayatnya, Ayub memperoleh kembali apa yang ia dapatkan di awal hidupnya.

Tempat tinggal Ayub adalah tanah Aus bagian Gunung Sair atau negri Adoum sebelah selatan Laut Mati dan sebelah utara Teluk Aqabah. Ada pula yang mengatakan Ayub menetap di Al Basaniyyah, wilayah antara Damaskus dan Azriat atau di sekitar pinggiran kota Damaskus.

Ayub (Job) as adalah satu satunya Nabi dari bangsa Romawi. Ibunya adalah putri Nabi Luth as. Istrinya adalah Rahmah bin Ephraim. Ada pula yang mengatakan Laya bin Manasah bin Yaqub.

Para sejarawan dan mufasir mengatakan bahwa Ayub adalah rangkayo yang memiliki bermacam macam kekayaan. Ia memiliki ternak, budak dan pembantu yang tak terhitung jumlahnya, juga tanah serta properti. Ia pun memiliki banyak anak.
Semua yang dimilikinya diambil. Tubuhnya dijangkiti bermacam macam penyakit hingga tak ada lagi organ tubuhnya yang sehat kecuali hati dan mulutnya yang digunakannya untuk mengingat Allah. Ia tetap sabar dan percaya pada rahmat Allah.
Penyakitnya berlanjut lama hingga kawan kawan menjauhinya dan kerabat meninggalkannya. Ia dikeluarkan dari kota dan dilemparkan ke kandang. Tak seorangpun mengasihaninya kecuali Rahmah, istri yang merawatnya. Dia selalu mengingat masa bahagia dan kebaikan suami terhadapnya. Dia datang padanya dan menolong melakukan semua yang diperlukannya setiap hari. Rahmah menderita dan menjadi miskin sehingga mulai bekerja mencari nafkah agar bisa memberi makan dan mengurus suaminya. Dia mempertahankan kesabaran terhadap suaminya yang menderita karena kehilangan kekayaan, harta benda dan anak anak.
Semua ujian membuat Ayub makin kuat iman, sabar dan penuh syukur kepada Allah, mengharap pahala dari ujian Nya. Kesabarannya sungguh menjadi teladan.

Mufasir mengatakan Ayub adalah penderita cacar yang pertama. Ia menderita sakit selama tiga tahun. Ada yang mengatakan tujuh tahun. Ada pula yang mengatakan 18 tahun. Dagingnya terkupas tinggal menyisakan tulang dan otot. Istrinya menaburi dengan debu. "Ayub ! Jika kamu berdoa pada Nya pasti dia akan membebaskanmu dari penderitaan." Ayub menjawab, "Aku telah hidup 70 tahun dalam kondisi sehat, maka apakah aku menjadi tidak bersabar untuk 70 tahun lagi ?" Istrinya bosan mendengar jawaban itu. Dia pun mencari pekerjaan agar bisa memberi makan suaminya.

Tapi setelah orang tahu bahwa ia adalah istri Ayub maka orang tak mau lagi memperkerjakannya karena khawatir tertular penyakit. Rahmah pun tak lagi memiliki pekerjaan. Ia pergi ke beberapa anak perempuan kelas atas dan menjual satu dari jalinan rambutnya untuk membeli makanan. Jika Ayub bertanya Rahmah berkata bahwa ia menjadi pembantu. Saat keesokab harinya tak ada orang memberi pekerjaan ia pun menjual jalinan rambutnya lagi untuk membeli makanan buat Ayub. Kali ini Ayub tak mau menerima makanan itu sampai Rahmah mau menjelaskan dari mana ia memperoleh makanan itu. Ia pun membuka kerudungnya. Ketika Ayub meliha rambut istrinya telag dipotong ia pun bersujud dan berdoa.
... dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". (QS 21:83).

Allah memerintahkan Ayub menghentakkan kakinya ke bumi. Dari bumi muncul mata air dan Ayub meminumnya kemudian mandi dengan air itu. Allah menghilangkan penyakit dan deritanya. Ia pun kembali sehat dan menjadi orang yang tampan.
Allah SWT memberikan pakaian dari surga. Istrinya tak mengenalinya lagi. "Aku Ayub." "Jangan main main denganku." "Sungguh ini aku Ayub. Allah telah mengembalikan tubuhku."

Tak hanya itu Allah memberinya anak anak kembali. Ia masih hidup 70 tahun lagi di tanah Romawi dan berdakwah tentang keesaan Tuhan.

Ayub pernah bersumpah memukul istrinya saat ia tahu Rahmah menjual rambutnya. Ia kemudian mengambil alang alang, mengikatnya dan memukul istrinya dengan itu sebanyak 100 kali dengan penuh kasih sayang. ( Allah memberi salam bagi mereka).

Ayub mempercayakan misi kenabiannya pada anaknya Haumal kemudian kepada anaknya yang lain Bisri. Tapi kebanyakan mengatakan bahwa ia menyerahkannya kepada Zulkifli.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kerjasama Serikat Buruh SI-PKI

Antara tahun 1918 dan 1921 serikat-serikat  buruh Indonesia meraih sukses besar dalam meningkatkan kondisi dan upah anggota-anggota nya. Ini terutama berkat gabungan peristiwa yang terjadi pada tahun-tahun tersebut berupa inflasi harga, kurangnya buruh trampil, dan munculnya organisasi buruh yang sukses dari partai-partai politik, terutama dari SI (Sarekat Islam) dan PKI (Partai Komunis Hindia). Kesuksesan serikat-serikat  buruh itu mendorong orang untuk bergabung dengan mereka. Dengan masuknya anggota-anggota  baru, serikat-serikat  tersebut memainkan peranan penting dalam mempolitisasi para pekerja dan dalam memberi kontribusi terhadap pengembangan dan organisasi anti-penjajahan . Dalam Kongres Nasional SI tahun 1919 terlihat bahwa masalah perjuangan kelas telah menjadi pembicaraan utama. Pada bulan Desember 1919 muncul upaya untuk menciptakan suatu federasi dari serikat buruh PKI dan SI yang diberi nama PPKB (Persatuan Pergerakan Kaum Buruh). PPKB terdiri atas 22 serikat dan 72.000

NU

Para ulama Syafi'i di Jawa yang khawatir dengan pengaruh kaum Wahabi yang berkuasa di Mekah membentuk Komite Hijaz. Pada 31 Januari 1926 di Surabaya mereka mendirikan Nahdatul Ulama yang berarti Kebangkitan Ulama. Pendirinya adalah Hadratu 'l-Syekh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy'ari dan Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah. Tujuan organisasi ini adalah berlakunya ajaran Islam berhaluan Ahlu 'l-Sunnah wa 'l- Jamaah dan penganut salah satu mazhab yang empat, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali. Pada kenyataannya yang dianut adalah mazhab Syafi'i. Dalam kehidupan politik NU ikut aktif semenjak zaman pergerakan kemerdekaan di masa penjajahan. NU aktif sebagai anggota Majlis Islam A'la Indonesia (MIAI) kemudian Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) yang dibentuk di zaman Jepang maupun setelah Indonesia Merdeka sebagai satu-satunya partai politik umat Islam Indonesia. Karena berbagai perbedaan pada tahun 1952 NU menyusul PSII dan Perti membentuk Liga Mu

Insiden Djawi Hisworo

Menguatnya politik Islam reformis dan sosialisme tidak menyurutkan nasionalisme etnis khususnya nasionalisme Jawa. Menurut Ricklefs, para nasionalis Jawa secara umum tidak menerima Islam reformis dan cenderung melihat masa Majapahit pra Islam sebagai zaman keemasan. Hasil dari pekerjaan arkeologi yang didanai pemerintah, termasuk pembangunan kembali candi-candi pra-Islam yang sangat indah serta penerbitan teks-teks Jawa Kuno oleh para sarjana filologi telah membuat Jawa pra-Islam dikenal baik dan tergambar sebagai titik tinggi peradaban Jawa klasik yang membangkitkan sentimen nasionalis Jawa. Pada tahun 1917, Comité voor het Javaansch Nationalisme (Komite untuk Nasionalisme Jawa) didirikan. Komite ini aktif pada tahun 1918 dengan menerbitkan majalah bulanan Wederopbouw (Rekonstruksi).  Kekuatan penuntun utama di balik gerakan ini adalah Kerajaan Mangkunegaran, khususnya Mangkunegara VII (1916-1944). Nasionalisme Jawa dan pembaharuan Islam berbenturan ketika muncul tulisan dalam s