Syuaib as diutus kepada penduduk Madyan. Madyan merupakan perkampungan yang terletak di Ma'an di pelosok negri Syam (Syria) yang berbatasan dengan Hijaz dan dekat dengan Danau Luth atau Laut Mati. Orang Madyan masih termasuk bangsa Arab. Mereka keturunan Madyan bin Madaan bin Ibrahim as.
Para sahabat menyebut Nabi Syu'aib as sebagai "pengkhutbah yang fasih di antara para Nabi." Itu karena beliau diberi karunia bakat dan kefasihan dalam berbahasa.
Penduduk Madyan adalah orang orang yang tidak beriman yang menyembah Al Aykah, sejenis pohon di hutan. Mereka suka membegal para kafilah dan berbuat curang dalam timbangan dan takaran. Jika membeli barang ingin dilebihkan sedang jika menjual suka mengurangi timbangan maupun takaran.
Nabi Syuaib as menyeru mereka untuk menyembah Tuhan YME dan tidak menyekutukannya
Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu" (QS 11: 85-86).
"Keuntungan dari Allah adalah lebih baik bagimu (baqiyatullahi khairallakum)" berarti bahwa keuntungan yang diberikan Allah adalah lebih baik daripada barang perniagaan yang mereka ambil dengan paksa. Keuntungan yang sah lebih baik daripada apa yang diambil dengan jalan menipu orang. Begitu pandangan para ulama.
Tentu saja Nabi Syu'aib as tidak hanya pandai berkhutbah, tapi beliau pun menjalankan apa yang dikhutbahkan. "Aku tidak memerintahmu melainkan aku sendiri yang pertama kali melaksanakannya
Sebagai hasil dari khutbah khutbahnya yang elok beberapa orang mengikuti seruannya tapi kebanyakan menolaknya.
Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami" (QS 11:91).
Pemimpin mereka berkata di depan kaumnya "kami akan mengusirmu, Syuaib, dengan orang yang mengimanimu, keluar dari kota kita, kecuali kau kembali pada agama kami." Nabi Syu'aib as berkata bahwa hal itu tidak mungkin karena iman ada di dalam hati tidak bisa dicabut karena ketakutan kemarahan ataupun keserakahan. Syu'aib as pun berdoa "Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan adil. Engkaulah pemberi keputusan terbaik."
Karena ajakan Syu'aib tidak dindahkan bahkan mereka mengusir Syu'aib dan para pengikutnya maka Allah membinasakan penduduk Madyan dengan gempa bumi. Bumi terguncang demikian dahsyatnya dan dengan cepat nyawa mereka terlepas dari tubuh mereka dan merekapun merasakan kematian.
Allah menghukum mereka dengan berbagai macam hukuman dan penderitaan. Pertama mereka dihantam dengan gempa bumi yang kuat yang membuat mereka sekarat, kemudian dengan letusan yang menggelegar dan selanjutnya dengan bayangan gelap yang membawa semburan debu dan lava.
Allah menyelamatkan Nabi Syu'aib as dan mereka yang percaya dengan kasih sayang Nya.
"Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya" (QS 11:94).
Nabi Syu'aib as hidup sampai usia tua dan putrinya menjadi istri Nabi Musa as.
Komentar
Posting Komentar