Langsung ke konten utama

Nabi Ismail as yang berjuluk Az Zabih


Dalam status sebelumnya sudah saya ceritakan mengenai Adam dan Hawa, Idris, Nuh, Hud, Saleh, Ibrahim, Luth, Syu'aib dan kaumnya sesuai pola dalam Al Quran.

Kini saya akan berkisah mengenai anak-anak Nabi Ibrahim as yang telah membawa kitab suci dan kenabian pada keturunannya. Saya akan memulai dari Ismail as.

Nabi Ibrahim memiliki banyak anak tapi hanya dua yang terkenal karena mendapat anugrah kenabian. Salah satunya Ismail yang dikurbankan. Meski dalam naskah Yahudi dikatakan Ishaq lah yang dikurbankan. Karena itulah Nabi Ismail as bin Ibrahim as dijuluki Az Zabih atau orang yang disembelih.

Ismail diutus untuk penduduk Mekah dan suku suku di sekitarnya seperti Jurhum Amaliq dan Yaman.
Ismail lahir saat ayahnya berusia 80 tahun. Allah berfirman pada Ibrahim, "Aku menjawab doamu untuk Ismail dan Aku memberkahinya dengan keturunan yang banyak. Ia akan menjadi bapak dari 12 penguasa dan menjadikannya bangsa yang besar."

Saat Hajar melahirkan Ismail, Sarah merasa cemburu kepadanya dan meminta Ibrahim menyingkirkan mereka. Karena itu selagi bayi Ismail sudah mengikuti pengembaraan dari Palestina ke Mekkah bersama Ayah nya Ibrahim as dan Ibunya Siti Hajar as. Di sana ia dan ibunya ditinggal di padang gersang oleh ayahnya dengan sekantong kurma dan sedikit air dalam kantong kulit. Tentu saja itu karena ayahnya meyakini mereka berdua akan selamat karena memang pengembaraan itu atas perintah Allah. Ternyata tidak cukup sampai di situ, Ismail pun harus dikurbankan.
Peristiwa ini diabadikan dalam Al Quran
dalam surah Barisan-barisan (Aş-Şāffāt) ayat 102 sd 107 :
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Itu masih disambung dengan pujian bagi Ibrahim :
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Aş-Şāffāt:108 - 110).

Ismail juga turut membangun Ka'bah bersama Ayahnya. Ia menyediakan batu untuk pijakan kaki ayahnya saat memasang dinding Ka'bah. Uniknya batu itu bisa mengikuti ketinggian dinding Ka'bah. Karena itu pada komplek Masjidil Haram di mana Ka'bah terletak sebagai pusatnya terdapat tempat yang dinamai Maqom Ibrahim sebagai tempat berdoa yang mustajab dan Hijir Ismail.

Para sejarawan mengatakan bahwa Ismail adalah penunggang kuda pertama, sebelumnya kuda adalah binatang liar. Beliau menjinakkan dan menungganginya. Beliau pun yang pertama berbahasa Arab dengan fasih yang dipelajarinya dari suku Arab asli Jurhum, Amaliq dll yang berkemah di Mekah tempat Ismail ikut tinggal bersama.

Ismail menikahi perempuan dari suku Amaliq tapi saat ayahnya melihat perempuan itu ia memintanya untuk bercerai. Kemudian Ismail mengawini Saiyidah binti Mudad bin Amr Al Jurhumi yang menjadi istri ketiganya. Saiyidah memberinya 12 anak laki laki : Nabet, Qidhar, Isbil, Mishi, Mishma, Maash, Dumah, Hadad, Yatur, Nabsh, Tema, dan Qidhma. Dari garis keturunan Ismail inilah nantinya lahir Nabi Muhammad SAW.
Saat menjelang wafat Nabi Ismail as mewariskan anugrah kenabiannya kepada adik tirinya Ishaq. Beliau pun mengawinkan putrinya Nasmah (dalam Injil disebut Basemath) dengan kemenakannya (putra Ishaq) Al Ais (Esau). Mereka memiliki anak bernama Ar Ruh (Reuel). Anak Esau dikenal sebagai Banu Al Asfar karena Esau memiliki warna kulit kuning.

Nabi Ismail as wafat di kota Mekah. Makam beliau dan Ibunya diyakini berada di sekitat Ka'bah (Al Hijr).
Saat hidupnya Ismail pernah mengeluh kepada Allah mengenai panasnya udara Mekah maka Allah menjawabnya, "Aku akan membuka sebuah pintu dari Surga ke tempatmu dimakamkan . Jiwamu akan menunggumu sampai Hari Kiamat."

Seluruh Arab dari Hejaz bisa ditelusuri asal asul keturunannya pada dua putranya : Nabet dan Qidhar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kerjasama Serikat Buruh SI-PKI

Antara tahun 1918 dan 1921 serikat-serikat  buruh Indonesia meraih sukses besar dalam meningkatkan kondisi dan upah anggota-anggota nya. Ini terutama berkat gabungan peristiwa yang terjadi pada tahun-tahun tersebut berupa inflasi harga, kurangnya buruh trampil, dan munculnya organisasi buruh yang sukses dari partai-partai politik, terutama dari SI (Sarekat Islam) dan PKI (Partai Komunis Hindia). Kesuksesan serikat-serikat  buruh itu mendorong orang untuk bergabung dengan mereka. Dengan masuknya anggota-anggota  baru, serikat-serikat  tersebut memainkan peranan penting dalam mempolitisasi para pekerja dan dalam memberi kontribusi terhadap pengembangan dan organisasi anti-penjajahan . Dalam Kongres Nasional SI tahun 1919 terlihat bahwa masalah perjuangan kelas telah menjadi pembicaraan utama. Pada bulan Desember 1919 muncul upaya untuk menciptakan suatu federasi dari serikat buruh PKI dan SI yang diberi nama PPKB (Persatuan Pergerakan Kaum Buruh). PPKB terdiri atas 22 serikat dan 72.000

NU

Para ulama Syafi'i di Jawa yang khawatir dengan pengaruh kaum Wahabi yang berkuasa di Mekah membentuk Komite Hijaz. Pada 31 Januari 1926 di Surabaya mereka mendirikan Nahdatul Ulama yang berarti Kebangkitan Ulama. Pendirinya adalah Hadratu 'l-Syekh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy'ari dan Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah. Tujuan organisasi ini adalah berlakunya ajaran Islam berhaluan Ahlu 'l-Sunnah wa 'l- Jamaah dan penganut salah satu mazhab yang empat, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali. Pada kenyataannya yang dianut adalah mazhab Syafi'i. Dalam kehidupan politik NU ikut aktif semenjak zaman pergerakan kemerdekaan di masa penjajahan. NU aktif sebagai anggota Majlis Islam A'la Indonesia (MIAI) kemudian Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) yang dibentuk di zaman Jepang maupun setelah Indonesia Merdeka sebagai satu-satunya partai politik umat Islam Indonesia. Karena berbagai perbedaan pada tahun 1952 NU menyusul PSII dan Perti membentuk Liga Mu

Insiden Djawi Hisworo

Menguatnya politik Islam reformis dan sosialisme tidak menyurutkan nasionalisme etnis khususnya nasionalisme Jawa. Menurut Ricklefs, para nasionalis Jawa secara umum tidak menerima Islam reformis dan cenderung melihat masa Majapahit pra Islam sebagai zaman keemasan. Hasil dari pekerjaan arkeologi yang didanai pemerintah, termasuk pembangunan kembali candi-candi pra-Islam yang sangat indah serta penerbitan teks-teks Jawa Kuno oleh para sarjana filologi telah membuat Jawa pra-Islam dikenal baik dan tergambar sebagai titik tinggi peradaban Jawa klasik yang membangkitkan sentimen nasionalis Jawa. Pada tahun 1917, Comité voor het Javaansch Nationalisme (Komite untuk Nasionalisme Jawa) didirikan. Komite ini aktif pada tahun 1918 dengan menerbitkan majalah bulanan Wederopbouw (Rekonstruksi).  Kekuatan penuntun utama di balik gerakan ini adalah Kerajaan Mangkunegaran, khususnya Mangkunegara VII (1916-1944). Nasionalisme Jawa dan pembaharuan Islam berbenturan ketika muncul tulisan dalam s