Langsung ke konten utama

Nabi Yusuf as Penafsir Mimpi


Yusuf merupakan anak Nabi Ya'qub as yang paling dicintai dibanding anak anak lainnya. Dalam kisah sebelumnya disebutkan bahwa Ya'qub memiliki 12 anak laki laki yang merupakan asal mula suku suku bangsa Yahudi. Dari antara ke 12 putra Ya'qub tersebut, Yusuf yang paling mulia dan paling dihormati. Hanya dia lah anak Ya'qub yang menjadi nabi.
Perjalanan hidupnya penuh dengan tragika dan romantika meski berakhir dengan happy ending.

Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku".
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia".
Selanjutnya Al Qur-an menjekaskan "Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

Bermula dari rasa hasad saudara saudaranya, mereka mengajak Yusuf bermain. Mereka sudah merencanakan membunuh atau membuangnya hingga tidak bisa kembali. Kemudian mereka memasukkannya ke sumur tua di kawasan Baitulmakdis.

Mereka membawa baju Yusuf yang dilumuri darah hewan. Saat pulang ke rumah di malam hari mereka menangis dan mengatakan bahwa Yusuf dimangsa hewan.

Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan". (QS 12:18).

Serombongan karavan para pedagang beristirahat. Seseorang dari mereka yang sedang mengambil air terkejut saat mengangkat ember ada seorang anak bergantungan. Mereka senang melihat ada anak yang tampan dan berpikir untuk menjualnya sebagai budak. Mereka pun menyelamatkannya, menyembunyikannya sebagai barang dagangan lalu menjualnya kepada seorang bangsawan di ibukota Hexus Mesir (San al Hajar) berdekatan dengan Buhairah al Manzilah dengan harga rendah yaitu beberapa dirham saja.

Sepeninggal putra yang dicintainya kesehatan Nabi Ya'qub menurun karena dilanda kesedihan yang mendalam. Pandangan nya pun berkurang. Tapi Ya'qub tahu bahwa Yusuf masih hidup. Beliau yang memiliki jiwa besar selalu mendoakan anak anaknya meski kebanyakan dari mereka telah membohongi dan melukai perasaannya.

Yusuf tinggal bersama seorang menteri Firaun yang bertugas sebagai Bendahara yang memiliki istri muda dan cantik.
Istri mentri tersebut yang bernama Zulaikha suatu saat menggoda iman Yusuf agar mau melayani kemauannya. Yusuf menolak ajakan Zulaikha dan saat ia berlari menuju pintu datanglah suami Zulaikha dan seseorang yang menyaksikan peristiwa itu. Suami Zulaikha meminta Yusuf menjaga rahasia dan ia pun meminta Zukaikha meminta maaf.

Berita itu menyebar di antara perempuan kelas atas di kota. Zulaikha yang mendengar pembicaraan mereka mengadakan banquet dan memberi mereka masing masing sebilau pisau dan memanggil Yusuf. Saat mereka melihatnya merekapun saling melukai tangan mereka sendiri sambil berkata takjub atas ketampanan Yusuf : "Maha sempurna Allah, ini adalah malaikat."

Zulaikha tak mau disalahkan atas kelemahannya, ia meminta suaminya memenjarakan Yusuf. Penolakan Yusuf terhadap ajakan Zulaikha berakhir dengan hukuman penjara.

Yusuf pun dipenjara dengan dua orang pelayan mentri : Banwa penyedia minuman dan Mijlath tukang roti, yang dituduh melakukan kesalahan.
Berkatalah salah seorang diantara keduanya: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur". Dan yang lainnya berkata: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung". Berikanlah kepada kami ta'birnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (mena'birkan mimpi).

Setelah menanamkan keimanan kepada Allah kepada keduanya Nabi Yusuf memberi tafsiran mimpi :
Hai kedua penghuni penjara: "Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)".
Yusuf juga berpesan kepada pembuat roti untuk mengingatkan mentri bahwa dirinya tidak bersalah. Tapi pembuat roti lupa menyampaikan sehingga Yusuf masih tetap di penjara beberapa tahun
Hingga suatu saat Yusuf dibebaskan karena jasanya menta'wil mimpi raja hingga bangsa Mesir terselamatkan dari bahaya musim peceklik yang panjang.

Sang raja bermimpi tapi tak seorangpun mampu menafsirkan mimpi tersebut hingga terdengar oleh pembuat roti. Ia pun memberi tahu Raja tentang Yusuf. Raja menyuruhnya mendatangi Yusuf.

Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru: "Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya".

Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur".

Raja Mesir yang disebut sebagai Firaun mengikuti saran Yusuf dan Mesir pun bisa selamat mengatasi bencana kekeringan yang dahsyat dan panjang tersebut.

Raja memanggil Yusuf ke istana dan memutuskan bahwa Yusuf tidak bersalah, Zulaikha lah yang bersalah.

...Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami".
Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".
Yusuf diangkat menjadi mentri urusan pertanian Mesir. Ada juga yang mengatakan Yusuf menjadi mentri keuangan.

Ada yang berkata bahwa akhirnya Zulaikha mendapatkan apa yang diinginkannya sejak lama dengan jalan suci dan diberkahi. Ia pun menikah dengan Yusuf.

Saat itu tanah Kanaan dilanda kekeringan dan kekurangan pangan. Anak anak Ya'qub pergi ke Mesir sambil menukar barang dengan makanan pokok. Saat itulah Yusuf meminta mereka membawa adiknya Bunyamin. Setelah itu Yusuf menahan Bunyamin dan meminta mereka membawa ayahnya. Mereka pun sadar bahwa mentri yang selama ini menolongnya adalah Yusuf, saudara mereka.

Kemudian ayah, ibu dan saudara-saudaranya diundang ke istana. Di situlah Yusuf kemudian bertemu dengan seluruh keluarganya.
... Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku.

Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Mereka diminta menetap di daerah Jasan di sebelah utara Bilbays ( Sift al Hannah).

Saat ayah Yusuf, Yakub menjelang wafat beliau mengumpulkan anak anaknya
...ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Ketika Nabi Ya'qub as wafat orang Mesir berduka cita selama sepekan dan Yusuf menyuruh dokter membalsem ayahnya yang memakan waktu 40 hari. Yusuf meminta izin Raja membawa ayahnya ke Palestina. Perjalanannya diiringi para pembesar Firaun. Ketika tiba di Hebron, jenazah Ya'qub dimakamkan di sebuah gua di Machpelah, yang sudah dibeli Ibrahim dari Ephron untuk pemakaman. Kemudian mereka berduka selama sepekan.
Setelah itu Yusuf kembali ke Mesir bersama saudara saudaranya.

Saat Nabi Yusuf as wafat usianya 110 tahun. Beliau meminta saudara saudaranya agar saat meninggalkan Mesir membawa jenazahnya dan memakamkannya di samping ayahnya. Merekapun membalsem beliau dan menyimpan di dalam peti. Jenazah tetap di Mesir hingga zaman Musa. Musa membawa jenazah itu dari Mesir dan memakamkannya di Palestina.

Mengenai makam Nabi Yusuf as terdapat empat pendapat :
1. Setelah meninggal jasadnya dibawa ke Al Khalil (Hebron), Palestina
2. Peti Nabi Yusuf as terdapat di Bukit Al Makfilah.
3. Makamnya terdapat di Nabulus (Syakim).
4. Ada yang mengatakan bahwa makamnya terdapat di dekat kota An Nabk, di Qalmon, Suriah.
12 jamPrivasi: Publik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kerjasama Serikat Buruh SI-PKI

Antara tahun 1918 dan 1921 serikat-serikat  buruh Indonesia meraih sukses besar dalam meningkatkan kondisi dan upah anggota-anggota nya. Ini terutama berkat gabungan peristiwa yang terjadi pada tahun-tahun tersebut berupa inflasi harga, kurangnya buruh trampil, dan munculnya organisasi buruh yang sukses dari partai-partai politik, terutama dari SI (Sarekat Islam) dan PKI (Partai Komunis Hindia). Kesuksesan serikat-serikat  buruh itu mendorong orang untuk bergabung dengan mereka. Dengan masuknya anggota-anggota  baru, serikat-serikat  tersebut memainkan peranan penting dalam mempolitisasi para pekerja dan dalam memberi kontribusi terhadap pengembangan dan organisasi anti-penjajahan . Dalam Kongres Nasional SI tahun 1919 terlihat bahwa masalah perjuangan kelas telah menjadi pembicaraan utama. Pada bulan Desember 1919 muncul upaya untuk menciptakan suatu federasi dari serikat buruh PKI dan SI yang diberi nama PPKB (Persatuan Pergerakan Kaum Buruh). PPKB terdiri atas 22 serikat dan 72.000

NU

Para ulama Syafi'i di Jawa yang khawatir dengan pengaruh kaum Wahabi yang berkuasa di Mekah membentuk Komite Hijaz. Pada 31 Januari 1926 di Surabaya mereka mendirikan Nahdatul Ulama yang berarti Kebangkitan Ulama. Pendirinya adalah Hadratu 'l-Syekh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy'ari dan Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah. Tujuan organisasi ini adalah berlakunya ajaran Islam berhaluan Ahlu 'l-Sunnah wa 'l- Jamaah dan penganut salah satu mazhab yang empat, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali. Pada kenyataannya yang dianut adalah mazhab Syafi'i. Dalam kehidupan politik NU ikut aktif semenjak zaman pergerakan kemerdekaan di masa penjajahan. NU aktif sebagai anggota Majlis Islam A'la Indonesia (MIAI) kemudian Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) yang dibentuk di zaman Jepang maupun setelah Indonesia Merdeka sebagai satu-satunya partai politik umat Islam Indonesia. Karena berbagai perbedaan pada tahun 1952 NU menyusul PSII dan Perti membentuk Liga Mu

Insiden Djawi Hisworo

Menguatnya politik Islam reformis dan sosialisme tidak menyurutkan nasionalisme etnis khususnya nasionalisme Jawa. Menurut Ricklefs, para nasionalis Jawa secara umum tidak menerima Islam reformis dan cenderung melihat masa Majapahit pra Islam sebagai zaman keemasan. Hasil dari pekerjaan arkeologi yang didanai pemerintah, termasuk pembangunan kembali candi-candi pra-Islam yang sangat indah serta penerbitan teks-teks Jawa Kuno oleh para sarjana filologi telah membuat Jawa pra-Islam dikenal baik dan tergambar sebagai titik tinggi peradaban Jawa klasik yang membangkitkan sentimen nasionalis Jawa. Pada tahun 1917, Comité voor het Javaansch Nationalisme (Komite untuk Nasionalisme Jawa) didirikan. Komite ini aktif pada tahun 1918 dengan menerbitkan majalah bulanan Wederopbouw (Rekonstruksi).  Kekuatan penuntun utama di balik gerakan ini adalah Kerajaan Mangkunegaran, khususnya Mangkunegara VII (1916-1944). Nasionalisme Jawa dan pembaharuan Islam berbenturan ketika muncul tulisan dalam s