Langsung ke konten utama

Nabi Zulkifli as Sang Relawan


Namanya Zulkifli bin Ayub bin Ish bin Ishaq. Ia hidup di Kanaan. Ada juga yang mengatakan beliau hidup dan wafat di Syam. Di Gunung Qasiyun yang menjorok ke kota Damaskus terdapat sebuah makam yang bertuliskan nama Nabi Zulkifli as.

Meski tidak banyak nama Zulkifli disebut dalam Al Quran bersama nabi nabi yang lain :
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Nabi-Nabi.

Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh. (Al Anbiya 85-86)

Bahwa nama Zulkifli disandingkan dengan para nabi menunjukkan bahwa dia adalah seorang nabi. Meski banyak juga yang berpendapat dia bukanlah seorang Nabi melainkan seorang yang saleh adil dan bijak yang secara sukarela membimbing umat ke jalan Allah dan mengadili mereka secara adil sehingga dipanggil Zulkifli, orang yang sukarela, relawan.

Ketika Nabi Al Yash'a as menua dia berkata "Aku berharap bisa menunjuk seseorang yang mau memelihara umat sepeninggalku." Ia memanggil orang orang dan ia pun berkata "Barangsiapa bisa melaksanakan tiga hal dariku maka aku akan menunjuknya menggantikanku. Satu, dia harus berpuasa di siang hari. Dua, dia harus sembahyang di waktu malam dan tiga, dia tidak boleh marah."
Seseorang berdiri dan berkata "Saya." Ia bertanya "Engkau berpuasa di waktu siang sembahyang di waktu malam dan tidak pemarah ?" Orang itu menjawab "Ya." Tapi Al Yash'a membalikkan badannya. Keesokan hari ia bertanya yang sama dan tak ada yang menjawab kecuali laki laki itu. Maka ia pun menunjuknya sebagai penggantinya.

Iblis memerintah para setan "ikuti orang itu." Setan setan tak bisa menyimpangkan orang itu. Maka iblis berkata pada mereka "biar aku urus orang ini." Ia pun menyamar menjadi orang tua miskin dan bertamu pada Zulkifli saat jam tidur siang karena ia tak pernah tidur siang atau malam kecuali di waktu setelah zuhur. Orang itu mengadu bahwa dirinya dizalimi orang orang dan meminta keadilan pada Zulkifli. Ia pun menyanggupi pada sore hari. Tapi orangtua itu tak datang di pengadilan. Keesokan paginya ia pun tidak datang. Tapi saat tidur siang orangtua itu datang ke rumah Zulkifli. Sehingga selama dua hari ia tidak tidur. Pada hari ketiga ia perintahkan penjaga rumahnya menolak tamu pada jam tidur siangnya. Tapi orang tua itu memaksa masuk meski dilarang. Ia bisa memasuki kamar Zulkifli meski pintu kamar ditutup. Zulkifli bertanya pada orang tua itu "Engkau musuh Allah ?" Orang tua itu menjawab "Ya, engkau membuatku gagal dalam segala hal maka aku melakukan apa pun yang membuatmu narah." Karena itulah Allah memanggilnya Zulkifli karena ia bertanggungjawab atas apa pun yang harus dia penuhi.

Abu Musa Al-Ashari mengatakan bahwa Zulkifli shalat 100x sehari dan ia menjadikannya sebagai tugas yang harus dilakukan. Karena itu beliau disebut Zulkifli. Meski begitu Ashari berpendapat bahwa Zulkifli bukanlah seorang nabi meski beliau adalah orang yang saleh dan shalat 100x sehari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Slogan "Lebaran di Bandung"

  Setelah perintah mundur dari Panglima Divisi III Kolonel   A.H. Nasution dikeluarkan, seluruh kekuatan TRI dan pejuang keluar dari kota Bandung. Lokasi markas dipilih seadanya karena waktu yang singkat (Sitaresmi dkk., 2002 : 137).   Setiap pasukan membangun pertahanan di selatan Bandung. Markas Divisi bertempat di jalan lintang antara Kulalet-Cangkring, Baleendah. Resimen Pelopor pimpinan Soetoko di sebelah barat dan Resimen 8 pimpinan Letkol Omon Abdurrahman serta MDPP di sebelah timur (Nasution, 1990 : 232). Sementara itu, seluruh Batalyon yang berada di bawah kendali Resimen 8 menempati tempat masing-masing. Batalyon 1 ke Dayeuhkolot, Batalyon 2 ke Cilampeni, Batalyon 3 ke Ciwidey (Suparyadi, 4 Maret 1997). Badan badan perjuangan membuat markas di Ciparay (Djadjat Suraatmadja, 8 September 1977). Setelah ditinggalkan penduduk pada tanggal 24 Maret 1946, keesokan harinya, pagi pagi sekali , tentara Inggris yang tergabung dalam Divisi ke-23, mulai bergerak memasuki kota Band

Kisah Perang Gerilya Jendral Sudirman

  Sudirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya, Karsid Kartawiraji bekerja sebagai mandor pabrik tebu di Purwokerto. Ibunya, Sijem berasal dari Rawalo, Banyumas. Sejak kecil Sudirman dibesarkan oleh pamannya, Raden Tjokrosoenarjo (kakak ipar Sijem). Sudirman memperoleh pendidikan di   Hollands Inlandse School (HIS) Taman Siswa Purwokerto kemudian pindah ke Sekolah Wira Tama dan tamat pada tahun 1924. Setelah tamat di Sekolah Wira Tama, Sudirman melanjutkan pendidikan ke Kweekschool (Sekolah Guru) Muhammadiyah di Solo. Jiwa militansi Sudirman tertempa sejak ia masuk Hizbul Wathan (kepanduan Muhammadiyah). Kemudian Sudirman menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah. Pada tahun 1936, Sudirman menikah dengan Alfiah, temannya saat bersekolah di HIS Taman Siswa Purwokerto dan dikaruniai tujuh orang anak. Pada zaman pendudukan Jepang, Sudirman   meninggalkan profesi sebagai guru dan mengikuti latihan militer (Peta). Ia diangkat menjadi Daidancho (Komandan Batalion) di Banyumas.

Sarekat Rakyat

Pada kongres tanggal 20-21 April 1924 di Bandung, secara resmi SI Merah berganti nama menjadi Sarekat Rakyat. Dalam kongres ini juga ditetapkan bahwa barang siapa dianggap cakap menguasai komunisme ia dimasukkan mula-mula ke dalam Sarekat Rakyat dan setelah didiklat dalam organisasi itu barulah ia boleh masuk PKI. Demikianlah pendidikan ideologi komunis mulai dilaksanakan secara intensif. Setelah kongres bulan Juni 1924, PKI membangun Sarekat Rakyat sehingga organisasi massa ini berkembang dengan pesat. Sayangya PKI tidak dapat melakukan kontrol dan menanamkan disiplin serta ideologi partai kepada massanya. Pada akhir tahun 1924 beberapa cabang Sarekat Rakyat mengambil inisiatif sendiri menyelenggaraka n aksi-aksi teror di luar instruksi PKI. Sebagai akibatnya, timbullah gerakan-gerakan  anti komunis di kalangan masyarakat Islam yang fanatik dan hal ini mengakibatkan diambilnya tindakan keras oleh pemerintah kolonial. Akhirnya pada Kongres PKI tanggal 11-17 Desember 1924 di Kota Ged