Langsung ke konten utama

Berakhirnya Kekhalifahan

Dinasti Usmani berkuasa lebih dari enam abad. Pusatnya di Istanbul, Turki, dan merupakan salah satu kerajaan besar Islam saat itu di sampig Safawi dan Mogul. Usmani menjadi negara adikuasa setelah menaklukkan Bizantium pada tahun 1453.Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian Asia, Afrika dan Eropa. Puncak kejayaannya berlangsung pada masa Sulaiman I (1520-1566).
Kerajaan Usmani berasal suku pengembara di Asia Tengah yang termasuk suku Kayi salah satu suku di Turki Barat. Suku Kayi dipimpin oleh Sulaiman Syah mengabdi pada Dinasti Khawarizmi yang akhirnya dikalahkan bangsa Mongol. Ia wafat saat menyebrang Sungai Eufrat dalam perjalanan ke Suriah pada tahun 1228. Putra Sulaeman yang bernama Artogol meninggal pada tahun 1280 di Sogud yang masuk wilayah kekuasaan Dinasti Seljuk Rum. Seljuk Rum adalah salah satu dari Turki Seljuk yang dikuasai Imperium Abbasiyah.
Artogol mempunyai putra yang bernama Usman yang lahir pada tahun 1258. Ketika Artogol meninggal pada tahun 1280, Usman menggantikan kedudukan ayahnya sebagai pemimpin suku. Dari Usman inilah asal usul nama Kerajaan Usmani. Sultan Allauddin II mengangkat Usman sebagai gubernur di Melangenon. Ia pun diperkenankan mencetak uang sendiri dan namanya disebut dalam khotbah Jumat dan diberi gelar Bey.
Padatahun 1299 Seljuk Rum diserang bangsa Mongol di bawah pimpinan Ghazan Khan. Sultan Allauddin II terbunuh. Usman memerdekakan diri. Pada tahun 1300 berdirilah Kerajaan Usmani dengan Usman sebagai pemimpin bergelar Padishah Alu Usman (Raja Keluarga Usman). Ibukotanya di Qurah Hisyar bekas kekuasaan Bizantium yang ditaklukkan. Kerajaan Usman menyatukan bangsa Turki yang beragama Islam dan beraliran Suni, didukung pasukan dari ikhwan Tarekat Bektasyi. Usman adalah menantu Syekh Udabalu, guru tarekat Bektasyi. Ia diberi gelar al gāzī. Para ikhwan yang kaya (saudagar) yang menolong fakir miskin dan militer yang tangguh dan terorganisasi rapi adalah sendi terpenting kerajaan Usmani.
Pada masa Kerajaan Usmani, terjadi perluasan Islam hingga ke daratan Eropa. Pengganti Usman, anaknya yang bernama Orkhan dinikahkan dengan Theodora, pemeluk Kristen, oleh ayahnya, Cantacuzene, yang berambisi merebut tahta Bizantium. Usmani mendapat hadiah wilayah Gallipoli. Dari sini Kerajaan Turki menaklukkan Balkan dan dapat menguasai Adrianople yang kemudian menjadi ibukota kerajaan dengan nama Edirne. Pada tahun 1363 Murad dapat menguasai Filibe, lalu Macedonia dan Bulagaria. Serbia dikuasai tahun 1389 namun Murad I terbunuh dan dugantikan Bayazid I. Bayazid menguasai wilayah Anatolia Barat dan memenangkan Nucopolis (1349) atas pasukan Salib yang dikordinasi Hongaria. Ia pun diberi gelar Sultan oleh khalifah Abbasiyah yang mengungsi di Kairo. Bayazid kemudian berhadapan dengan Timur Lenk. Bayazid ditawan dan meninggal dalam penjara.
Sultan Murad II menguasai Serbia dan Bosnia dan setelah meninggal digantikan oleh putranya, Muhammad II yang dijuluki Al Fatih atau the Conqueror (Sang Penakluk) karena jasanya menaklukkan Constantinople pada tahun 1453. Ia dikenal sebagai orang yang cerdas dan menguasai enam bahasa : Turki, Arab, Persia, Latin, Yunani dan Ibrani. Dengan jatuhnya Constatinopel maka kekaisaran Romawi Timur hilang dari muka bumi. Kaisar Constantinus mati terbunuh pada 28 Mei 1453. Gereja Aya Sofia yang megah dan berdiri sejak tahun 532 dijadikan masjid. Meski begitu sultan toleran terhadap pemeluk Kristen. Bahkan ia melantik para pemimpin agama Kristen. Saat hendak menaklukkan Italia, sultan wafat dan digantikan oleh putranya, Bayazid II.
Pada masa Salim I Yavus (Si Kejam), kerajaan Usmani melebarkan sayapnya ke Asia dan Afrika. Ia menaklukkan Suriah, Mesir dan Persia. Ia juga menaklukkan Kurdistan, Diyarbakr dan Hejaz yang didalamnya ada dua kota suci Mekah dan Madinah. Salim menyatakan diri sebagau pelindung dua kota suci itu. Ia pun menawan Khalifah al Mutawakkil Billah yang berada di Mesir untuk dibawa ke Istanbul sebagai sandera. Jabatan khalifah pun diambilnya. Setelah menaklukkan Aljazair, Sultan Salim meninggal pada tahun 1520.
Masa kejayaan Usmani terjadi pada era Sulaiman I yang digelari al-Qanuni atau the Magnificent (Yang Agung) karena berjasa dalam meletakkan dasar hukum bagi Kerajaan Usmani. Ia menduduki Beograd dan mengepung Wina sampai ada perjanjian damai dengan Austria tahun 1547. Ia juga menduduki Aden dan mengusir Portugis. Ia membangun masjid besar di Istanbul dan banyak bangunan lain di yang dipercayakan pada pengawasan arsitek Sinan Pasya. Sultan meninggal setelah menaklukkan Hongaria.
Setelah Sulaiman I, kerajaan Usmani melemah meski masih melakukan ekspansi ke Georgia dan menguasai Pulau Cyprus.
Wilayah Usmani menyempit pada abad ke-18. Perjanjian San Stefano dan Perjanjian Berlin pada tahun 1878 menyebabkan hilangnya wilayah Turki di Eropa. Pemberontakan Gerakan Wahabbi terjadi di Arab Saudi, Mamluk di Mesir, Safawi juga ingin menguasai Irak.
Pada abad ke-20 nasionalisme Turki yang dipimpin Mustafa Kemal Ataturk tumbuh di wilayah Usmani. Nasionalisme Turki menyebabkan Kerajaan Usmani terpuruk dari panggung sejarah pada tahun 1924 dan digantikan dengan Turki yang modern yang berbentuk republik yang sekuler.
Sebab lain dari kehancuran Usmani adalah (1) karena kemajemukan penduduk yang tidak mampu diorganisasi. (2) moral para sultan dan pejabat merosot karena kebiasaan hidup mewah. (3) ikut campurnya para istri sultan dalam mengatur pemerintahan. (4) kemerosotan ekonomi. (5) kemajuan Usmani hanya mengandalkan militernya tanpa diiringi kemajuan teknologi. (6) mengabaikan kesejahteraan rakyat. (7) penghasilan para petani merosot. (8) produksi menurun. (9) kejahatan meningkat. (10) pasukan Janissary sering mengadakan pemberontakan.
Sebenarnya pada abad ke-17 kerajaan Usmani sudah mengadakan modernisasi terbatas. Beberapa bangsawan dikirim ke Perancis. Beberapa orang Barat juga datang ke Turki mengajarkan pemakaian meriam modern. Pada tahun 1743 sekolah teknik militer dibuka. Namun para ulama menganggap pemikiran barat tidak sesuai dengan tradisi umat Islam.
Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1789. Dengan 167 ilmuwan dari berbagai bidang mereka mendirikan Institut de l'Egypte untuk kepentingan ilmiah menguasai Mesir. Namun pengganti Napoleon bisa diusir pasukan Turki yang dibantu Inggris.
Pada tahun 1839-1876 muncul gerakan Tanzim. Tanzimat berarti perubahan atau reformasi. Setelah zaman Tanzimat muncul gerakan Usmani Muda yang bertujuan mengubah pemerintahan yang absolut menjadi konstitusional. Usaha itu berhasil. Pada 23 Desember 1876 Sultan Abdul Hamid II menandatangani konstitusi kerajaan meski belum sepenuhnya demokratis.
Karena Sultan Abdul Hamid II membubarkan parlemen dan Usmani Muda, timbullah Turki Muda yang sejak pemberontakan militer tahun 1908, ikut berkiprah dalam kekuasaan. Pada tahun 1912 dilaksanakan Pemilu yang dimenangi Ittihad ve Terekki (Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan). PPK berjasa mengadakan modernisasi di berbagai bidang.
Sultan Abdul Hamid II mendengungkan Pan Islamisme (al-Jamī'ah al-Islāmiyyah). Dua sarana yang digunakan untuk memperkokoh solidaritas sesama muslim sedunia adalah ibadah haji dan khilafah. Pan Islamisme tidak membuahkan hasil. Belakangan muncul Pan-Turanisme yang menghendaki semua bangsa Turki harus bersatu memikirkan kepentingan bersama. Meski mereka tinggal di wilayah Rusia tapi berkiblat ke Turki. Dalam Perang Balkan (1912-1913) mereka memihak Jerman. Karena kalah dari Rusia maka ambisi Pan Turanisme memudar.
Nasionalisme Turki ingin men-Turki-kan segalanya. Menurut Ziya Gokalp itu dilakukan dengan memadukan budaya Turki, peradaban Islam dan iptek modern Barat. Pemikiran nasionalisme Halide Edib, nasionalisme Turki yang wilayahnya menjadi Republik Turki sekarang. Nasionalisme inilah yang dilaksanakan oleh Mustafa Kemal Attaturk. Pada tahun 1920 Mustafa membentuk Majelis Nasional Agung dan ia dipilih sebagai ketuanya. Ia pun diakui sebagai penguasa Turki baik de facto maupun de jure dan didukung Sekutu. Pemerintahannya diakui secara internasional melalui Perjanjian Lausanne pada 23 Juli 1923. MNA memutuskan dalam sidangnya 23 Oktober 1923 bahwa Turki menjadi Republik dan mengangkat Mustafa Kemal sebagai presiden yang pertama. Kemal ingin melepas jabatan khalifah dari Turki karena merasa itu adalah amanah bagi dunia. Lagipula menurutnya Al-Quran tidak mengandung ketentuan mengenai khilafah dan tidak menegaskan perlunya khilafah.
MNA setelah berdebat sengit sekitar sebulan akhirnya memutuskan untuk menghapus jabatan khalifah pada 3 Maret 1924. Abdul Majid II yang menjabat khalifah dipersilakan meninggalkan Turki. Ia bersama keluarganya menuju Swiss. Dualisme kepemimpinan di Turki teratasi. Hanya tinggal satu penguasa, yakni Presiden Turki Mustafa Kemal Pasya Attaturk. Dengan demikian berakhirlah riwayat Kerajaan Usmani yang telah berdiri kurang lebih selama 625 tahun.
(Mufrodi, ETDI Vol. 2, 2003:261).
Ibnu Saud pernah mengklaim menjadi khalifah dan mengumpulkan para pemimpin politik dan ulama dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia, tapi nampaknya tidak mendapat dukungan yang diperlukan.
Berikutnya saya kembali menulis mengenai sejarah tanah air pasca pertemuan Mekah yang dihadiri H.O.S. Tjokroaminoto, K.H. Mas Mansur dan K.H. Sudjak tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Slogan "Lebaran di Bandung"

  Setelah perintah mundur dari Panglima Divisi III Kolonel   A.H. Nasution dikeluarkan, seluruh kekuatan TRI dan pejuang keluar dari kota Bandung. Lokasi markas dipilih seadanya karena waktu yang singkat (Sitaresmi dkk., 2002 : 137).   Setiap pasukan membangun pertahanan di selatan Bandung. Markas Divisi bertempat di jalan lintang antara Kulalet-Cangkring, Baleendah. Resimen Pelopor pimpinan Soetoko di sebelah barat dan Resimen 8 pimpinan Letkol Omon Abdurrahman serta MDPP di sebelah timur (Nasution, 1990 : 232). Sementara itu, seluruh Batalyon yang berada di bawah kendali Resimen 8 menempati tempat masing-masing. Batalyon 1 ke Dayeuhkolot, Batalyon 2 ke Cilampeni, Batalyon 3 ke Ciwidey (Suparyadi, 4 Maret 1997). Badan badan perjuangan membuat markas di Ciparay (Djadjat Suraatmadja, 8 September 1977). Setelah ditinggalkan penduduk pada tanggal 24 Maret 1946, keesokan harinya, pagi pagi sekali , tentara Inggris yang tergabung dalam Divisi ke-23, mulai bergerak memasuki kota Band

Kisah Perang Gerilya Jendral Sudirman

  Sudirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya, Karsid Kartawiraji bekerja sebagai mandor pabrik tebu di Purwokerto. Ibunya, Sijem berasal dari Rawalo, Banyumas. Sejak kecil Sudirman dibesarkan oleh pamannya, Raden Tjokrosoenarjo (kakak ipar Sijem). Sudirman memperoleh pendidikan di   Hollands Inlandse School (HIS) Taman Siswa Purwokerto kemudian pindah ke Sekolah Wira Tama dan tamat pada tahun 1924. Setelah tamat di Sekolah Wira Tama, Sudirman melanjutkan pendidikan ke Kweekschool (Sekolah Guru) Muhammadiyah di Solo. Jiwa militansi Sudirman tertempa sejak ia masuk Hizbul Wathan (kepanduan Muhammadiyah). Kemudian Sudirman menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah. Pada tahun 1936, Sudirman menikah dengan Alfiah, temannya saat bersekolah di HIS Taman Siswa Purwokerto dan dikaruniai tujuh orang anak. Pada zaman pendudukan Jepang, Sudirman   meninggalkan profesi sebagai guru dan mengikuti latihan militer (Peta). Ia diangkat menjadi Daidancho (Komandan Batalion) di Banyumas.

Sarekat Rakyat

Pada kongres tanggal 20-21 April 1924 di Bandung, secara resmi SI Merah berganti nama menjadi Sarekat Rakyat. Dalam kongres ini juga ditetapkan bahwa barang siapa dianggap cakap menguasai komunisme ia dimasukkan mula-mula ke dalam Sarekat Rakyat dan setelah didiklat dalam organisasi itu barulah ia boleh masuk PKI. Demikianlah pendidikan ideologi komunis mulai dilaksanakan secara intensif. Setelah kongres bulan Juni 1924, PKI membangun Sarekat Rakyat sehingga organisasi massa ini berkembang dengan pesat. Sayangya PKI tidak dapat melakukan kontrol dan menanamkan disiplin serta ideologi partai kepada massanya. Pada akhir tahun 1924 beberapa cabang Sarekat Rakyat mengambil inisiatif sendiri menyelenggaraka n aksi-aksi teror di luar instruksi PKI. Sebagai akibatnya, timbullah gerakan-gerakan  anti komunis di kalangan masyarakat Islam yang fanatik dan hal ini mengakibatkan diambilnya tindakan keras oleh pemerintah kolonial. Akhirnya pada Kongres PKI tanggal 11-17 Desember 1924 di Kota Ged