Langsung ke konten utama

Lailatulkadar

We have indeed revealed
This (Message)
In the Night of Power :
And what will explain
To thee what the Night
Of power is ?
The Night of Power
Is better than
A thousand Months.
Therein come down
The angels and the Spirit
By Allah's permission,
On every errand:
Peace ! ... This
Untill the rise of Morn !
LAITATULKADAR
اناانزلنه في ليلةالفدر
وماادرك ماليلةالقدر
ليلةالقدر حيرمن الف شهر
تنزل الملءكةوالروح فيهاباذنربهم منكلامرن
سلم هي حتى مطلع اافجر
"Sungguh, telah Kami turunkan (wahyu) ini pada malam yang Agung :
Dan apa yang akan menjelaskan kepadamu apa Malam yang Agung itu ?
Malam yang Agung lebih baik dari seribu bulan.
Ketika itu para malaikat dan Ruh turun dengan izin Tuhan, menjalankan setiap perintah.
Damai ! Inilah, sampai terbit fajar."
(QS. XCVII, 1-5).
Salah satu keutamaan terpenting bulan Ramadhan adalah lailatul kadar. Hingga kini laitatulkadar masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji. Orang yang melihat semacam kilatan di langit pada malam itu dan berdoa memohon sesuatu, niscaya Allah SWT akan mengabulkannya.
Banyak penulis sejarah biografi Nabi SAW meriwayatkan bahwa pada Jumat terakhir bulan Syakban, Rasulullah SAW pergi ke masjid dan menaiki mimbar. Setelah memuji dan bersyukur kepada Allah SWT, beliau memulai khotbahnya :
"Wahai manusia, akan datang bulan yang di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yaitu bulan Ramadan. Allah SWT mewajibkan puasa di dalamnya, membalas orang yang melakukan kebaikan dan kebajikan (selain yang wajib) sama dengan pahala orang yang melakukan kewajiban pada bulan lainnya. Siapa yang di bulan itu melakukan sebuah kewajiban, laksana orang yang di bulan lain melakukan tujuh puluh kewajiban."
(Rujukan: [1] Ali, The Meaning of the Holy Qur'an, 1997: 1676 ; [2] Ali, Qur'an Terjemahan dan Tafsirnya Juz XXV s/d XXX [terj. Audah], 1995 : 1635;
[3] Al- Mahami, Al-Mausû'ah Al-Qur'âniyyah, [terj. Syadzili], 2005: 186).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Slogan "Lebaran di Bandung"

  Setelah perintah mundur dari Panglima Divisi III Kolonel   A.H. Nasution dikeluarkan, seluruh kekuatan TRI dan pejuang keluar dari kota Bandung. Lokasi markas dipilih seadanya karena waktu yang singkat (Sitaresmi dkk., 2002 : 137).   Setiap pasukan membangun pertahanan di selatan Bandung. Markas Divisi bertempat di jalan lintang antara Kulalet-Cangkring, Baleendah. Resimen Pelopor pimpinan Soetoko di sebelah barat dan Resimen 8 pimpinan Letkol Omon Abdurrahman serta MDPP di sebelah timur (Nasution, 1990 : 232). Sementara itu, seluruh Batalyon yang berada di bawah kendali Resimen 8 menempati tempat masing-masing. Batalyon 1 ke Dayeuhkolot, Batalyon 2 ke Cilampeni, Batalyon 3 ke Ciwidey (Suparyadi, 4 Maret 1997). Badan badan perjuangan membuat markas di Ciparay (Djadjat Suraatmadja, 8 September 1977). Setelah ditinggalkan penduduk pada tanggal 24 Maret 1946, keesokan harinya, pagi pagi sekali , tentara Inggris yang tergabung dalam Divisi ke-23, mulai bergerak memasuki kota Band

Kisah Perang Gerilya Jendral Sudirman

  Sudirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya, Karsid Kartawiraji bekerja sebagai mandor pabrik tebu di Purwokerto. Ibunya, Sijem berasal dari Rawalo, Banyumas. Sejak kecil Sudirman dibesarkan oleh pamannya, Raden Tjokrosoenarjo (kakak ipar Sijem). Sudirman memperoleh pendidikan di   Hollands Inlandse School (HIS) Taman Siswa Purwokerto kemudian pindah ke Sekolah Wira Tama dan tamat pada tahun 1924. Setelah tamat di Sekolah Wira Tama, Sudirman melanjutkan pendidikan ke Kweekschool (Sekolah Guru) Muhammadiyah di Solo. Jiwa militansi Sudirman tertempa sejak ia masuk Hizbul Wathan (kepanduan Muhammadiyah). Kemudian Sudirman menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah. Pada tahun 1936, Sudirman menikah dengan Alfiah, temannya saat bersekolah di HIS Taman Siswa Purwokerto dan dikaruniai tujuh orang anak. Pada zaman pendudukan Jepang, Sudirman   meninggalkan profesi sebagai guru dan mengikuti latihan militer (Peta). Ia diangkat menjadi Daidancho (Komandan Batalion) di Banyumas.

Sarekat Rakyat

Pada kongres tanggal 20-21 April 1924 di Bandung, secara resmi SI Merah berganti nama menjadi Sarekat Rakyat. Dalam kongres ini juga ditetapkan bahwa barang siapa dianggap cakap menguasai komunisme ia dimasukkan mula-mula ke dalam Sarekat Rakyat dan setelah didiklat dalam organisasi itu barulah ia boleh masuk PKI. Demikianlah pendidikan ideologi komunis mulai dilaksanakan secara intensif. Setelah kongres bulan Juni 1924, PKI membangun Sarekat Rakyat sehingga organisasi massa ini berkembang dengan pesat. Sayangya PKI tidak dapat melakukan kontrol dan menanamkan disiplin serta ideologi partai kepada massanya. Pada akhir tahun 1924 beberapa cabang Sarekat Rakyat mengambil inisiatif sendiri menyelenggaraka n aksi-aksi teror di luar instruksi PKI. Sebagai akibatnya, timbullah gerakan-gerakan  anti komunis di kalangan masyarakat Islam yang fanatik dan hal ini mengakibatkan diambilnya tindakan keras oleh pemerintah kolonial. Akhirnya pada Kongres PKI tanggal 11-17 Desember 1924 di Kota Ged