Langsung ke konten utama

Jenis Puasa

"So eat and drink
And cool (thine) eye.
And if thou dost see
Any man, say, I have
Vowed a fast to (Allah)
Most Gracious, and this day
Will I enter into no talk
With any human being."
JENIS PUASA
Dalam pemahaman kebanyakan individu muslim, berpuasa adalah menahan diri dari makan atau minum sejak fajar terbit hingga matahari terbenam. Dalam bahasa Al-Qur'an disebut "khayth abyadh" (benang putih) dan "khayth aswad" (benang hitam).
Rasulullah SAW membatasi rentang puasa yang wajib bagi seorang muslim selama bulan Ramadan dalam sabdanya :
"Jika malam menjelang, siang berganti, dan matahari terbenam, maka orang yang berpuasa boleh berbuka."
Ibadah puasa bukan saja menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menghindari dusta, mengumpat dan berjanji palsu. Apabila seseorang berlaku buruk, seseorang yang berpuasa cukup mengatakan, "Demi Tuhanku, aku sedang berpuasa." Demikianlah Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya. Rasulullah SAW juga bersabda bahwa Allah SWT tidak menerima puasa pembohong atau orang yang berjanji palsu yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga selama berpuasa.
A. Puasa Maryam dan Zakaria.
Terdapat jenis puasa lain, yaitu tidak bicara dalam rentang waktu tertentu. Maryam adalah contoh termasyhur yang melakukan puasa diam. Puasa diam itu merupakan perintah Allah SWT kepadanya untuk menghindari perdebatan yang mungkin timbul antara dirinya dengan kaum Yahudi mengenai bayinya, Isa as. Allah SWT berfirman :
فكلى واسربوقرىؤيدعينافاماتر ين منالبشراحدافقو لى انى نذ رت للر حمن صو ما فلن ا كلم ا لي م انسيا
"Maka makan, minum, dan besarkanlah hatimu. Jika kamu melihat seseorang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah. Karenanya, aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun di hari ini." (Q.S. Maryam [19]:26).
Barangkali alasan Maryam melakukan puasa diam secara tidak langsung adalah pelimpahan peran menjelaskan dan berbicara kepada sang jabang bayi, Isa as. Karena ucapan Isa as adalah tanda dan mukjizat dari Allah SWT yang seharusnya menyebabkan bangsa Yahudi menerimanya sebagai nabi yang diutus kepada mereka. Sayang, watak keras kepala mengakibatkan mereka tidak mempercayai mukjizat tersebut, bahkan menuduh Maryam melakukan perbuatan terkeji yang mungkin dilakukan seorang perempuan.
Nabi Zakariya as juga melakukan puasa diam ketika istrinya mengandung. Kali ini, puasa itu merupakan tanda bahwa Allah SWT mengabulkan doanya dan mengaruniainya seorang anak.
Dewasa ini, sejumlah bijak bestari dan pemikir sengaja melakukan puasa diam selama satu atau dua hari dalam seminggu. Bahkan mereka menganjurkan keluarganya untuk melakukan itu, baik karena alasan ibadah atau latihan jiwa.
B. Puasa Lainnya.
Selain puasa diam, terdapat pula puasa sunah, nazar dan kafarah.
Seorang istri tidak dibenarkan melakukan puasa sunah kecuali atas izin suaminya.
(Rujukan : Ali, The Meaning of the Holy Qur'an, 1997: 773; Al-Mahami, Al-Mausû'ah Al-Qur'âniyah Vol. 1, 2005: 185).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Slogan "Lebaran di Bandung"

  Setelah perintah mundur dari Panglima Divisi III Kolonel   A.H. Nasution dikeluarkan, seluruh kekuatan TRI dan pejuang keluar dari kota Bandung. Lokasi markas dipilih seadanya karena waktu yang singkat (Sitaresmi dkk., 2002 : 137).   Setiap pasukan membangun pertahanan di selatan Bandung. Markas Divisi bertempat di jalan lintang antara Kulalet-Cangkring, Baleendah. Resimen Pelopor pimpinan Soetoko di sebelah barat dan Resimen 8 pimpinan Letkol Omon Abdurrahman serta MDPP di sebelah timur (Nasution, 1990 : 232). Sementara itu, seluruh Batalyon yang berada di bawah kendali Resimen 8 menempati tempat masing-masing. Batalyon 1 ke Dayeuhkolot, Batalyon 2 ke Cilampeni, Batalyon 3 ke Ciwidey (Suparyadi, 4 Maret 1997). Badan badan perjuangan membuat markas di Ciparay (Djadjat Suraatmadja, 8 September 1977). Setelah ditinggalkan penduduk pada tanggal 24 Maret 1946, keesokan harinya, pagi pagi sekali , tentara Inggris yang tergabung dalam Divisi ke-23, mulai bergerak memasuki kota Band

Kisah Perang Gerilya Jendral Sudirman

  Sudirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya, Karsid Kartawiraji bekerja sebagai mandor pabrik tebu di Purwokerto. Ibunya, Sijem berasal dari Rawalo, Banyumas. Sejak kecil Sudirman dibesarkan oleh pamannya, Raden Tjokrosoenarjo (kakak ipar Sijem). Sudirman memperoleh pendidikan di   Hollands Inlandse School (HIS) Taman Siswa Purwokerto kemudian pindah ke Sekolah Wira Tama dan tamat pada tahun 1924. Setelah tamat di Sekolah Wira Tama, Sudirman melanjutkan pendidikan ke Kweekschool (Sekolah Guru) Muhammadiyah di Solo. Jiwa militansi Sudirman tertempa sejak ia masuk Hizbul Wathan (kepanduan Muhammadiyah). Kemudian Sudirman menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah. Pada tahun 1936, Sudirman menikah dengan Alfiah, temannya saat bersekolah di HIS Taman Siswa Purwokerto dan dikaruniai tujuh orang anak. Pada zaman pendudukan Jepang, Sudirman   meninggalkan profesi sebagai guru dan mengikuti latihan militer (Peta). Ia diangkat menjadi Daidancho (Komandan Batalion) di Banyumas.

Sarekat Rakyat

Pada kongres tanggal 20-21 April 1924 di Bandung, secara resmi SI Merah berganti nama menjadi Sarekat Rakyat. Dalam kongres ini juga ditetapkan bahwa barang siapa dianggap cakap menguasai komunisme ia dimasukkan mula-mula ke dalam Sarekat Rakyat dan setelah didiklat dalam organisasi itu barulah ia boleh masuk PKI. Demikianlah pendidikan ideologi komunis mulai dilaksanakan secara intensif. Setelah kongres bulan Juni 1924, PKI membangun Sarekat Rakyat sehingga organisasi massa ini berkembang dengan pesat. Sayangya PKI tidak dapat melakukan kontrol dan menanamkan disiplin serta ideologi partai kepada massanya. Pada akhir tahun 1924 beberapa cabang Sarekat Rakyat mengambil inisiatif sendiri menyelenggaraka n aksi-aksi teror di luar instruksi PKI. Sebagai akibatnya, timbullah gerakan-gerakan  anti komunis di kalangan masyarakat Islam yang fanatik dan hal ini mengakibatkan diambilnya tindakan keras oleh pemerintah kolonial. Akhirnya pada Kongres PKI tanggal 11-17 Desember 1924 di Kota Ged