Saat menjalani pengasingan di Bengkulu (1938-1942), selain membangun masjid jami dan bermain tonil dalam kelompok sandiwara Monte Carlo, Bung Karno juga mengajar di Muhammadiyah dan Taman Siswa. Mengajar merupakan hal yang tidak asing lagi bagi beliau karena saat masih di Bandung pun Bung Karno mengajar di Ksatriaan Instituut milik Dr Setyabudi yang kini menjadi SMP Negri 1 Bandung.
"Sebagai orang tahanan Bung Karno tentu saja tidak memiliki kebebasan, kemanapun ia pergi, pejabat Politieke Inlichtingen Dienst (PID) selalu mengikutinya. Karena pengawalan yang ketat dari Belanda itu, Bung Karno hanya beraktivitas dalam bidang pendidikan dan sosial. Contohnya saja dalam bidang pendidikan, Pimpinan Muhammadiyah Bengkulu saat itu yakni Hasan Din, meminta Bung Karno untuk mengajar di perguruan Muhammadiyah Bengkulu. Ketika itu Bung Karno mengajarkan tentang pembaruan Islam di perguruan Muhammadiyah tersebut. Sementara itu di perguruan Taman Siswa, Bung Karno aktif memimpin olah raga dan kegiatan kesenian siswa".
(Haji Abdullah Siddik, Sejarah Bengkulu, penerbit Balai Pustaka, 1996).
Komentar
Posting Komentar