Baghdad ditaklukkan pada tahun 946 oleh Dinasti Persia beraliran Syiah bernama Buwaihi. Akan tetapi Dinasti Abbasiyah kemudian runtuh dengan adanya pukulan hebat dari bangsa Mongol.
Orang Mongol hidup di dataran tinggi sebelah utara Gurun Gobi. Sesekali mereka menyerang Cina atau menjarah kafilah yang menyusuri jalur sutra yang menghubungkan Cina India dan Persia. Sebagian besar bangsa Mongol tidak terpengaruh oleh peradaban dan agama yang mengelilingi mereka. Mereka memeluk agama nenek moyang dan menyembah tuhan mereka, Tengri (Si Langit Biru yang Kekal).
Pada akhir abad ke-12 seorang pemimpin Mongol bernama Jengiz Khan berhasil menyatukan suku-suku Mongol yang merupakan kelompok -kelompok klan yang berdiri sendiri, menjadi sebuah konfederasi yang kuat. Ia memimpin penyerangan ke daerah-daerah utara Cina, kemudian berpaling ke Asia Tengara (menyerang kerajaan Singasari) untuk menjawab permintaan bantuan dari beberapa suku Turki yang sedang berjuang melawan konfederasi bangsa Mongol, rivalnya sendiri, yang dipimpin oleh Kara Khitay.
Setelah berhasil menyatukan seluruh suku Mongol, Jengiz Khan menghadapi Sultan Muhammad yang memimpin orang-orang Turki, yang mengganggap remeh kekuatan Jengiz Khan.
Pada tahun 1218-1221 orang-orang Mongol menghantam basis kekuatan Sultan Muhammad di Transoksania, Khawarizmi dan Khurasan. Mereka membunuh 700.000 penduduk kota Marw, membobol bendungan dekat Gurganj hingga seluruh penduduk kota tersebut mati tenggelam. Gubernur kota tersebut disuruh menelan cairan emas panas. Ribuan pengrajin Muslim dibawa ke Mongolia sebagai budak. Ini merupakan cara Jengiz Khan menanamkan trauma lewat teror untuk menjatuhkan mental musuhnya.
Orang Mongol hidup di dataran tinggi sebelah utara Gurun Gobi. Sesekali mereka menyerang Cina atau menjarah kafilah yang menyusuri jalur sutra yang menghubungkan Cina India dan Persia. Sebagian besar bangsa Mongol tidak terpengaruh oleh peradaban dan agama yang mengelilingi mereka. Mereka memeluk agama nenek moyang dan menyembah tuhan mereka, Tengri (Si Langit Biru yang Kekal).
Pada akhir abad ke-12 seorang pemimpin Mongol bernama Jengiz Khan berhasil menyatukan suku-suku Mongol yang merupakan kelompok -kelompok klan yang berdiri sendiri, menjadi sebuah konfederasi yang kuat. Ia memimpin penyerangan ke daerah-daerah utara Cina, kemudian berpaling ke Asia Tengara (menyerang kerajaan Singasari) untuk menjawab permintaan bantuan dari beberapa suku Turki yang sedang berjuang melawan konfederasi bangsa Mongol, rivalnya sendiri, yang dipimpin oleh Kara Khitay.
Setelah berhasil menyatukan seluruh suku Mongol, Jengiz Khan menghadapi Sultan Muhammad yang memimpin orang-orang Turki, yang mengganggap remeh kekuatan Jengiz Khan.
Pada tahun 1218-1221 orang-orang Mongol menghantam basis kekuatan Sultan Muhammad di Transoksania, Khawarizmi dan Khurasan. Mereka membunuh 700.000 penduduk kota Marw, membobol bendungan dekat Gurganj hingga seluruh penduduk kota tersebut mati tenggelam. Gubernur kota tersebut disuruh menelan cairan emas panas. Ribuan pengrajin Muslim dibawa ke Mongolia sebagai budak. Ini merupakan cara Jengiz Khan menanamkan trauma lewat teror untuk menjatuhkan mental musuhnya.
Setelah kematian Jengiz Khan pada tahun 1227, penggantinya melakukan invasi ke Rusia dan Eropa Timur. Angkatan perang Mongol mengancam kerajaan-keraja an Kristen di Kaukasus dan wilayah Islam di Irak dan Anatolia. Pada tahun 1243 orang-orang Seljuk dikalahkan. Mereka semua dijadikan negara-negara boneka. Suku-suku Turki dibiarkan memecahbelah Anatolia. Orang Eropa berpikir bahwa persekutuan antara Mongol dan Kristen bisa membuat dunia Islam porak poranda.
Pada tahun 1256, tanpa menunggu bantuan orang Kristen, seorang cucu Jengiz Khan bernama Hulagu Khan melakukan serangan ke pusat pemerintahan Islam. Hulagu yang menyembah Tengri beristrikan seorang penganut Kristen Nestorian. Klaim khalifah Abbasiyah sebagai pemimpin seluruh umat Islam menyinggung kewibawaan Hulaku Khan.
Bala tentara Mongol menyebrangi pegunungan Zagros dan memasuki negri Irak. Setelah menghancurkan sebuah bendungan mereka menghujani kota Baghdad dengan ketapel raksasa. Khalifah dan para pengikutnya menyerah kalah pada bulan Februari 1258.
Bala tentara Mongol menghancurkan kota, membakar sekolah dan perpustakaan, merubuhkan masjid dan istana. Mereka membunuh lebih dari sejuta umat Islam. Adapun orang Kristen dan Yahudi dibiarkan.
Seluruh keluarga khalifah digulung dalam karpet dan dibiarkan diinjak-injak kuda para tentara.
Air sungai berubah warna akibat darah manusia dan tinta buku.
Mayat bergelimpangan di seluruh penjuru kota. Bau tersebar ke seluruh pelosok. Tentara Mongol tak tahan dan meninggalkan Baghdad dengan membawa harta rampasan perang.
(Nur Ahmad Fadhil Lubis, Dinasti Abbasiyah, 2003:111. Berdasar tulisan Brockelmann, Daniel, Endress, Goldschmidt, Hodgson, Hourani, Kabir, Kennedy, Khudary, Lapidus, Omar dan Shaban).
Komentar
Posting Komentar