Pada kongres tanggal 20-21 April 1924 di Bandung, secara resmi SI Merah berganti nama menjadi Sarekat Rakyat. Dalam kongres ini juga ditetapkan bahwa barang siapa dianggap cakap menguasai komunisme ia dimasukkan mula-mula ke dalam Sarekat Rakyat dan setelah didiklat dalam organisasi itu barulah ia boleh masuk PKI. Demikianlah pendidikan ideologi komunis mulai dilaksanakan secara intensif.
Setelah kongres bulan Juni 1924, PKI membangun Sarekat Rakyat sehingga organisasi massa ini berkembang dengan pesat. Sayangya PKI tidak dapat melakukan kontrol dan menanamkan disiplin serta ideologi partai kepada massanya. Pada akhir tahun 1924 beberapa cabang Sarekat Rakyat mengambil inisiatif sendiri menyelenggaraka n aksi-aksi teror di luar instruksi PKI. Sebagai akibatnya, timbullah gerakan-gerakan anti komunis di kalangan masyarakat Islam yang fanatik dan hal ini mengakibatkan diambilnya tindakan keras oleh pemerintah kolonial. Akhirnya pada Kongres PKI tanggal 11-17 Desember 1924 di Kota Gede (Yogyakarta) di mana Sarekat Islam menyertakan 46 cabang mewakili 33.748 anggota, timbullah gagasan dari para pimpinan PKI untuk mengambil prakarsa untuk melebur Sarekat Rakyat ke dalam PKI (Sulistiyono, 2002:419).
Sesudah kongres bulan Juni 1924 PKI dengan giat berusaha membentuk organisasi pemuda dengan nama Barisan Muda dan mulai memperhitungkan partisipasi kaum perempuan di dalam organisasi (Sudiyono, 2002:206).
Sementara menurut catatan Ricklefs, pada tahun inilah Partai Komunis Hindia (ICP) secara resmi berubah menjadi Partai Komunis Indonesia atau PKI (2005:364).
Komentar
Posting Komentar