Langsung ke konten utama

Perut Sarang Penyakit

He said : "Our Lord is
He Who gave to each
(Created) thing to its form
And nature, and further,
Gave (it) guidance."
PERUT SARANG PENYAKIT
"Kami adalah kaum yang hanya makan tatkala lapar dan menyudahinya sebelum kenyang."
(Hadis Nabi)
Nabi Muhammad SAW pernah menyatakan bahwa perut merupakan sarang penyakit dan kontrol diri merupakan penawarnya. Pencernaan yang terganggu akan menimbulkan berbagai penyakit. Penderita penyakit karena gangguan pencernaan jauh melebihi mereka yang menderita sakit karena kurang gizi. Puasa di bulan Ramadan bisa membuat perut beristirahat, demikian juga organ tubuh lainnya.
"Berpuasalah, kalian akan sehat."
Manfaat puasa lainnya adalah membebaskan orang yang berpuasa dari menuhankan dunia -- sebuah penghambaan yang menyebabkannya selalu mencari ketergantungan duniawi. Karenanya, puasa menjadikan jiwa pelakunnya sedemikian dekat dengan alam nurani.
A. Hibernasi.
Hewanpun berpuasa. Banyak hewan yang tidak makan dalam waktu tertentu sepanjang tahun. Di antaranya adalah unta dan beruang. Mereka bersembunyi di gua-gua tanpa makan dan minum selama rentang waktu tertentu. Fenomena ini dikenal dengan hibernasi.
B. Insting.
Jika mulai merasakan gejala sakit, biasanya hewan atau burung tidak makan dan minum. Itu dilakukan berdasarkan insting yang dianugrahkan Allah SWT kepadanya. Insting pun termasuk hidayah Tuhan :
قال ربناالذى اعطى كل شىء خلقه ثم هدى
"Tuhan kami ialah Tuhan yang memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk." (Q.S. Thâhâ, 20:50).
(Rujukan : Ali, The Meaning of the Holy Qur'an, 1997: 773; Al-Mahami, Al-Mausû'ah Al-Qur'âniyah Vol. 1, 2005: 185).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Perang Gerilya Jendral Sudirman

  Sudirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya, Karsid Kartawiraji bekerja sebagai mandor pabrik tebu di Purwokerto. Ibunya, Sijem berasal dari Rawalo, Banyumas. Sejak kecil Sudirman dibesarkan oleh pamannya, Raden Tjokrosoenarjo (kakak ipar Sijem). Sudirman memperoleh pendidikan di   Hollands Inlandse School (HIS) Taman Siswa Purwokerto kemudian pindah ke Sekolah Wira Tama dan tamat pada tahun 1924. Setelah tamat di Sekolah Wira Tama, Sudirman melanjutkan pendidikan ke Kweekschool (Sekolah Guru) Muhammadiyah di Solo. Jiwa militansi Sudirman tertempa sejak ia masuk Hizbul Wathan (kepanduan Muhammadiyah). Kemudian Sudirman menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah. Pada tahun 1936, Sudirman menikah dengan Alfiah, temannya saat bersekolah di HIS Taman Siswa Purwokerto dan dikaruniai tujuh orang anak. Pada zaman pendudukan Jepang, Sudirman   meninggalkan profesi sebagai guru dan mengikuti latihan militer (Peta). Ia diangkat menjadi Daidancho (Komandan Batalion) ...

Syafruddin Menyerahkan Mandatnya

  Setelah Tentara Belanda meninggalkan Yogyakarta pada akhir bulan Juni 1949, pada tanggal 4 Juli 1949, utusan Republik yaitu Mohammad Natsir, Dr. Leimena dan    Dr. Halim berangkat ke Bukittinggi untuk mengadakan kontak dengan Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra. Pada tanggal 6 Juli 1949, Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan rombongan tiba di Yogyakarta dari Pulau Bangka. Di lapangan terbang Meguwo mereka disambut para pembesar, rakyat dan anggota UNCI. Sesudah kembalinya pemerintah Republik ke Yogyakarta, pada sidang pertama Kabinet Republik tanggal 13 Juli 1949, Syafruddin atas nama PDRI menyerahkan mandatnya kepada Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pada tanggal 14 Juli 1949, Kabinet Republik Indonesia menerima Persetujuan Roem-Royen. Bantuan Untuk Republik Bantuan untuk Republik Indonesia datang dari Negara Indonesia Timur (NIT). Pertama pada tanggal 11 Juli 1949, NIT memberi sumbangan berupa barang-barang tekstil dan obat-obatan...

Insiden Djawi Hisworo

Menguatnya politik Islam reformis dan sosialisme tidak menyurutkan nasionalisme etnis khususnya nasionalisme Jawa. Menurut Ricklefs, para nasionalis Jawa secara umum tidak menerima Islam reformis dan cenderung melihat masa Majapahit pra Islam sebagai zaman keemasan. Hasil dari pekerjaan arkeologi yang didanai pemerintah, termasuk pembangunan kembali candi-candi pra-Islam yang sangat indah serta penerbitan teks-teks Jawa Kuno oleh para sarjana filologi telah membuat Jawa pra-Islam dikenal baik dan tergambar sebagai titik tinggi peradaban Jawa klasik yang membangkitkan sentimen nasionalis Jawa. Pada tahun 1917, Comité voor het Javaansch Nationalisme (Komite untuk Nasionalisme Jawa) didirikan. Komite ini aktif pada tahun 1918 dengan menerbitkan majalah bulanan Wederopbouw (Rekonstruksi).  Kekuatan penuntun utama di balik gerakan ini adalah Kerajaan Mangkunegaran, khususnya Mangkunegara VII (1916-1944). Nasionalisme Jawa dan pembaharuan Islam berbenturan ketika muncul tulisan dal...