“Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah melakukan silaturrahmi”.
MUDIK
Kegiatan umat Islam di akhir bulan Ramadan yang menyita banyak energi adalah mudik. Kegiatan ini sudah berlangsung setidaknya sejak tahun 60-an ketika urbanisasi makin meningkat di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Sejauh yang saya ketahui tidak ada referensi soal mudik baik dalam Al-Qur'an maupun Hadis. Bahkan dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia pun tidak dijumpai lema mudik ini. Kata mudik nampaknya berasal dari Sumatra, berkembang di Jakarta dan meluas di Pulau Jawa kemudian diterima di seluruh Indonesia.
A. Etimologi Mudik.
Dari Kamus Umum Bahasa Indonesia didapatkan kata mudik dengan penjelasan sebagai berikut.
mu·dik v 1 (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman): dari Palembang -- sampai ke Sakayu; 2cak pulang ke kampung halaman: seminggu menjelang Lebaran sudah banyak orang yang --;--menyongson g arus, hilir menyongsong pasang, pb tentang usaha yang mendapat rintangan dari kiri dan kanan namun diteruskan juga; belum tentu hilir -- nya, pb belum tentu keputusan atau kesudahan suatu hal atau perkara; kokoh, baik dalam soal yang kecil-kecil maupun dalam soal yang besar-besar; ke -- tentu hulunya, ke hilir tentu muaranya, pbsuatu maksud atau niat hendaklah tentu wujud atau tujuannya;
me·mu·dik v berlayar mudik pada: tiga buah perahu nelayan berlayar - sungai;
me·mu·dik·kan v menjalankan (perahu dan sebagainya) ke arah hulu: para nelayan itu - perahunya ke daerah pedalaman;
pe·mu·dik n orang yang pulang ke kampung halaman (udik): sekitar 80% - ke Yogyakarta adalah orang Wonosobo;
se·mu·dik n satu arah ke udik; tidak dibawa orang sehilir -, pb tidak dibawa orang bergaul (tersisih) dalam masyarakat karena suatu sebab atau karena tingkah lakunya tidak disetujui masyarakat
B. Mudik dalam perspektif agama.
Jika mudik dikaitkan dengan tuntunan agama, ada dua pendapat. Pertama mudik dianggap hal yang tidak ada kaitan bahkan ada yang menganggap bertentangan dengan agama. Kedua, mudik merupakan bagian dari perintah agama yaitu untuk menyambung persaudaraan atau silaturahim.
Faktanya mudik merupakan fenomena yang bisa ditemui di seluruh Indonesia juga di negara lain seperti Bangladesh. Di Cina fenomena mudik bisa dijumpai pada saat menyambut tahun baru Imlek. Di Amerika dan Eropa mudik terjadi saat menjelang Natal dan tahun baru.
Di Arab Saudi tidak nampak fenomena mudik. Penduduk Mekah biasanya merayakan hari raya dengan berbondong-bond ong pergi ke Masjidil Haram. Mereka datang sekeluarga dengan menggunakan pakaian gamis warna putih dan penutup kepala merah, sedangkan yang perempuan menggunakan gamis berwarna hitam dan bercadar.
C. Silaturahmi.
Jika mudik dianggap sebagai bagian dari silaturahmi maka tindakan tersebut memiliki nilai yang tinggi dan sangat dianjurkan.
Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah melakukan silaturrahmi”.
D. Musafir.
Para pemudik adalah para musafir yaitu orang-orang yang sedang dalam perjalanan baik menggunakan kendaraan darat, laut maupun udara. Jarak terdekat mudik sekitar 20 km dan yang terjauh nyaris sama dengan perjalanan Jakarta -Beijing.
Kaum musafir dalam perjalanannya memperoleh beberapa keringanan (rukhshah) dalam melaksanakan ibadah.
"Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan ..." (QS. 2:184)
Komentar
Posting Komentar